KAIRO (Arrahmah.com) – Al-Qaeda mengeluarkan rilis terkininya berupa “permohonan publik yang lebih mendesak” pada Rabu (13/8/2014) untuk keluarga sandera Amerika -Warren Weinstein- untuk menekan Washington agar merundingkan pembebasannya. Namun istrinya mengatakan kepada tim berita ABC bahwa dia merasa “tak berdaya” untuk membujuk AS demi membantu membebaskan Waren setelah tiga tahun berlalu, sebagaimana dilansir ABC News, Kamis (14/8). Selain itu, banyak kalangan di media sosial merasa janggal dengan permohonan yang akan menggiring kebijakan kontroversial AS lainnya.
Dalam sebuah pesan tertulis, berbahasa Inggris yang “nampak” dipublikasikan oleh inti kelompok Al-Qaeda di Pakistan melalui situs jihad International yang biasa digunakan untuk merilis pernyataannya, di mana Weinstein (73), telah diduga ditahan selama tiga tahun -tepat pada minggu ini- mendesak keluarganya untuk “menekan pemerintah Anda”.
“Saya berharap bahwa jika mereka akan menghubungi dalam beberapa cara, mereka setidaknya [harus]menunjukkan seperti apa dia, itu akan menenangkan saya … Ini tidak memuaskan,” Elaine Weinstein, istrinya, mengatakan kepada ABC News dalam sebuah wawancara pada Kamis (15/8).
Adapun salah satu klaim Al-Qaeda kepada AS yang tersirat dalam pesan untuk keluarga Weistein adalah, “Pemerintah Anda ingin Warren Weinstein mati di penjara sehingga dapat membebaskan diri dari tanggung jawab mengenai kasusnya. Pemerintah Anda belum melakukan upaya serius untuk membebaskan tawanan.”
AS tersangka di balik rilis permintaan ini
Pemerintah AS mengatakan bahwa hanya bekerja “di belakang layar” dalam proses pembebasan Waren dan mengklaim bahwa ide pembebasan itu datang dari permohonan isterinya.
Namun beberapa spekulan mengatakan bahwa “sangat janggal meminta isteri Warren Weinstein memohon pembebasan suaminya lewat pertukaran tawanan Al-Qaeda, apa betul surat itu dibuat oleh Al-Qaeda, dan menutup campur tangan pemerintah dalam “kebijakan pertukaran” yang kontroversial itu? Mengingat kasus pembebasan Bowe Bergdahl –sersan angkatan darat AS yang sempat ditawhan Al-Qaeda- Mei lalu menuai kecaman dari oposisi Obama.” Terlebih Elaine Weinstein mengatakan bahwa apa yang Al-Qaeda minta “tidak mungkin bagi kami untuk menyampaikannya.”
“Kami polos, orang biasa, kami tidak memiliki pengaruh terhadap pemerintah kami. Kami berharap bahwa setiap orang melakukan segala kemungkinan untuk membawa Warren ke rumah. Kami benar-benar tak berdaya. Apa yang mereka minta dalam pesan ini adalah sesuatu yang keluarga pribadi, tidak dapat berikan. ” terang Weinstein dalam wawancara Kamis (14/8).
Elaine juga mengaku bahwa, “saya kecewa bahwa mereka tidak mendapatkan Warren kembali ketika mereka mendapat Bowe Bergdahl kembali – tetapi mereka [pemerintah] menjelaskan sebagai situasi yang sama sekali berbeda. Aku patah hati.”
“Kadang-kadang saya pikir saya hanya hidup dalam mimpi buruk yang sangat panjang, dan saya tidak bisa bangun. Itulah bagaimana rasanya. Tiga tahun atau minggu , rasanya sama, satu mimpi lama saya hanya berharap seseorang bisa membangunkan saya dari itu,” katanya. “Saya bangun, dia tidak di sini, dia di tahanan dan aku harus melanjutkan hari saya. Setiap hari adalah sama.”
Di lain pihak, mengutip pemberitaan ABC News 14 Agustus, seorang pakar terkemuka mengatakan bahwa, “pesan baru itu dapat memungkinkan menurunnya ancaman mantan kontraktor USAID itu (Warren) oleh Al-Qaeda. Selain itu, tuntutan oleh kelompok ekstrimis itu mungkin juga dapat terjawab oleh pemerintah AS.”
Al-Qaeda kemungkinan ingin mengulangi keberhasilan pembebasan sejumlah tahanannya termasuk keluarga Osama Bin Laden, yang mengaku sebagai fasilitator 9/11 yakni Ramzi Binalshibh dan “Blind Sheikh” (julukan kasar terhadap Omar Abdel Rahman), yang dihukum karena bersekongkol untuk menghancurkan landmark kota New York. Oleh karena itu, Al-Qaeda merilis video permohonan pembebasan Weinstein Desember lalu dan pada akhir 2012.
Pemburu teroris veteran Christopher Voss, yang akrab dengan kasus Weinstein, bahkan dinyatakan tidak logis oleh beberapa komentator di media sosial. Pasalnya dia mengatakan bahwa rilis itu adalah kabar baik. Dia menuding “Al-Qaeda agak cemas jikai AS meminta bernegosiasi untuk Weinstein seperti yang dilakukan pemerintah AS terhadap 5 pemimpin teratas Taliban yang ditahan di Guantanamo yang ditukar dengan Sersan Angkatan Darat. Bowe Bergdahl pada Mei lalu.
Maka, “mereka mengemis untuk negosiasi. Ini adalah upaya lain yang dilakukan Al-Qaeda untuk mencoba untuk mendapatkan sesuatu yang terjadi atas Weinstein,” Voss, mantan negosiator kepala FBI, mengatakan kepada ABC News, Kamis (14/8).
Voss yang juga seorang agen kontraterorisme kunci dalam penyelidikan pasca pemboman World Trade Center pada 1993 oleh “Blind Sheikh”, yang dikatakan oleh para pejabat AS kepada ABC News akan mati di penjara federal AS karena dikuhuk seumur hidupnya dan tidak akan pernah dibebaskan. Al-Qaeda tidak diketahui pasti akan melepaskan sandera, dan Amerika Serikat tidak mungkin mengeluarkan kebijakan bernegosiasi dengan mereka untuk membebaskan tawanan yang bertanggung jawab untuk tragedi 9/11.
Ada juga kemungkinan lain. Weinstein mungkin sudah mati dan mereka buru-buru untuk mendapatkan sesuatu sebagai imbalan untuk dia, seperti tahanan mereka yang di tahanan AS, atau mereka bersedia untuk membiarkan dia akhirnya mati karena usia tua sebagai sandera, kata Voss.
“Mereka mengatakan jika kita tidak melakukan sesuatu dia akan mati di penangkaran. Tapi mereka tidak memberikan keterangan batas waktu dan kondisi kematiannya,” tambahnya.
Sementara, pihak Administrasi juga sedang memikirkan untuk berhenti membayar uang tebusan yang besar untuk kelompok cabang Al-Qaeda – sebagian besar di Afrika Utara – yang telah mengumpulkan atas $ 90 juta atau lebih dengan mengambil tawanan Eropa, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Eropa dalam menanggapi tuntutan tebusan Al-Qaeda. Namun hal itu, dikhawatirkan dapat menggagalkan upaya untuk membebaskan Weinstein dan beberapa sandera Amerika lainnya yang dijadikan sandera di tempat-tempat seperti Suriah dan Iran, seperti mantan Agen FBI Robert Levinson.
Sebagai pelengkap reaksi berlebih AS , para pejabar Departemen Luar Negeri pekan ini berencana akan “memantau” penderitaan Weinstein. Padahal, mereka sendiri tidak tahu-menahu akan keberadaan pastinya. Sangat mengherankan.
“Kami tetap prihatin atas keselamatan dan kesejahteraan Tuan Weinstein, dan kami terus memantau situasi dengan cermat, serta bekerja secara aktif dengan pihak berwenang Pakistan untuk mencoba untuk mengamankan pembebasannya. Kami tetap dalam kontak teratur dengan keluarga Warren Weinstein di Amerika Serikat dan menyediakan semua kemungkinan bantuan konsuler. Amerika Serikat mengutuk keras penculikan apapun, dan kami menyerukan pembebasan segera korban dan penuntutan mereka yang bertanggung jawab, “kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri menutup wawancara resmi dengan ABC News, Rabu (13/8).
(adibahasan/arrahmah.com)