MELBOURNE (Arrahmah.com) – Rencana perluasan masjid di Melbourne, Australia, telah mendapat kritikan sengit dari jemaat Kristen yang sebagian mengatakan bahwa masjid bisa menjadi penyebaran orang-orang “fanatik.”
Muslim di Melbourne berencana untuk merenovasi dan memperluas sebuah masjid di dekat Monash University di pinggiran timur Melbourne.
“Masjid berarti ketundukan, jadi ketika Islam ‘menginvasi’ negara-negara Eropa dan mereka mendominasi, hal perma yang mereka lakukan adalah membangun masjid,” kata departemen Persatuan Jemaat Gereja Monash, kepada The Age pada Selasa (15/1/2013), sebagaimana dilaporkan Onislam.
“Kami tidak tahu apa yang masyarakat Muslim rencanakan, jadi kami ingin mendengar lebih jauh alasan mereka mengembangkan masjid.”
Tetapi orang-orang kafir mengatakan bahwa masjid dan adzan bisa menyebabkan “gangguan” bagi para penduduk.
“Dampak dari sebuah masjid adalah menjadi tempat pelatihan bagi keagamaan yang moderat di salah satu sisi dan kefanatikan beragama di sisi lainnya,” kata Richard Farell, kepala Persatuan Jemaat Gereja Monash, dalam sebuah surat kepada Dewan Kota Monash.
Farell menambahkan bahwa dampak lebih lanjutnya adalah ditakutkan masjid bisa menjadi tempat penyebaran ideologi jihad dan mengancam orang-orang kafir.
Sementara Pendeta Mark Lawrence, sekretaris jenderal Sinode Gereja Victoria-Tasmania berpendapat bahwa kritikan pedas terhadap perluasan masjid ini “sangat disayangkan” dan tidak mewakili pendapat semua gereja.
Menanggapi kritikan mereka, Muslim mengatakan bahwa rencana perluasan masjid ini adalah untuk memenuhi kebutuhan umat Islam yang terus berkembang sehinga membutuhkan tempat untuk beribadah.
“Bagi umat Islam, shalat adalah penting dan kami butuh tempat untuk shalat,” kata Muhamamd Muhidiin, presiden Asosiasi Islam di Masjid Monash.
Dia menegaskan bahwa masjid ini terlalu kecil untuk menampung jumlah jamaah yang terus bertambah, termasuk para mahasiswa Muslim internasional dan warga Muslim terdekat. (siraaj/arrahmah.com)