Oleh Ine Wulansari
Pendidik Generasi
Miliaran anak di dunia tanpa Perlindungan Sosial (Perlinsos) telah menyebabkan 333 juta anak hidup dalam kemiskinan ekstrem. Sekitar 1,4 miliar tidak mempunyai akses perlinsos apapun. Hal tersebut dialami anak di bawah 16 tahun yang merujuk pada data PBB dan badan amal Inggris Save the Children. Tiadanya akses ini membuat anak-anak rentan terkena penyakit, gizi buruk, dan terpapar kemiskinan.
Negara-negara yang memiliki pendapatan rendah, hanya satu dari 10 anak bahkan kurang yang mempunyai akses terhadap tunjangan anak. Tentu hal ini berbanding jauh dengan negara yang memiliki pendapatan tinggi, di mana anak-anak dapat menikmati akses tunjangan yang memadai. Secara global, anak-anak yang hidup dalam kemiskinan ektrem berjuang untuk bertahan hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dollar As (Rp33.565) per hari. Menurut Direktur Global Kebijakan Sosial dan Perlindungan Sosial UNICEF Natalia Winder Rossi mengatakan, memperluas cakupan perlindungan sosial bagi anak-anak dalam pengentasan kemiskinan sangatlah penting, termasuk realisasi progresif manfaat yang universal.
Lebih lanjut ia menyatakan, tunjangan anak dapat diberikan dalam bentuk uang tunai atau kredit pajak, dan sangat penting untuk mengurangi kemiskinan serta akses layanan kesehatan, nutrisi, pendidikan berkualitas, air, dan sanitasi. Banyak anak yang kehilangan sumber daya dan layanan dasar untuk mengeluarkan mereka dari kemiskinan. (kumparan.com, 15 Februari 2023)
Indonesia sendiri, pemerintah memperkirakan kemiskinan ekstrem akan bertambah dipenghujung tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sebab basis perhitungan penduduk miskin yang digunakan secara global berbeda dengan pemerintah selama ini. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bapennas Suharso Manuafa mengatakan, selama ini pemerintah menggunakan basis perhitungan masyarakat miskin ekstrem dengan garis kemiskinan US$1,9 purcashing power parity (PPP) per hari. Padahal secara global sudah US$2,15 PPP per hari. Dengan demikian, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dalam mengenal metode perhitungan kemiskinan ekstrem. Dengan basis yang saat ini digunakan, negara harus mengentaskan 5,8 juta jiwa penduduk miskin hingga mencapai nol persen pada 2024. Kendati begitu, Soharso memastikan negara akan konsisten dalam mengentas kemiskinan ekstrem dengan memperbaiki pemberian bantuan sosial secara lebih tepat sasaran.
Jika diamati, ancaman kemiskinan ekstrem, gizi buruk, hingga kelaparan yang dialami anak-anak, bukan karena tinggi atau rendahnya cakupan bantuan sosial yang diberikan. Buktinya saat perlindungan sosial diperoleh sebagian masyarakat termasuk anak-anak di dalamnya, hal tersebut tidak menjamin problem kemiskinan teratasi tuntas. Apalagi jika bantuan diberikan bukan pada yang berhak alias salah sasaran. Tentu saja semakin menambah persoalan yang dihadapi masyarakat.
Kapitalisme Biangnya
Kemiskinan ekstrem yang melanda hampir di seluruh dunia, tak terkecuali negeri ini menambah duka dan penderitaan bagi rakyat. Hal tersebut bersumber dari satu akar persoalan yang membelit dan tak menemukan solusi pasti. Ditetapkannya sistem kapitalisme global membuat dunia menjadi negara berkembang dan negara maju. Di mana ada negara dengan berpendapatan rendah dan negara berpendapatan tinggi. Mengapa hal ini dapat terjadi? Sebab kapitalisme meniscayakan hal tersebut, sistem ini memiliki watak eksplosif dan desdruktif.
Dikatakan eksplosif yakni, keberadaan ideologi ini dalam menyebarkannya melalui panjajahan atau imperialisme. Ditambah lagi nilai kebebasan di dalamnya, membuat pembenaran untuk mengeksploitasi dari negara adi daya terhadap negeri-negeri yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dikatakan desdruktif, karena sistem ini mempunyai daya rusak yang luar biasa. Liberalisme kepemilikan dan pasar, satu atau kelompok bisa menguasai satu negara. Inilah yang dinamakan oligarki kapitalis.
Tak jarang sebab kebebasan ini, sumber kekayaan alam dikeruk habis demi keuntungan tanpa mempertimbangan keseimbangan alam dan kerusakan lingkungan. Tentu saja, hal ini dapat berpengaruh pada perubahan iklim, berbagai bencana, dan kerusakan lainnya yang akhirnya merugikan masyarakat.
Terkait pemberantasan kemiskinan ekstrem, negara penganut sistem kapitalisme hanya memberi solusi yang sifatnya sementara, Perlinsos salah satunya. Bagaimana mungkin kemiskinan akan teratasi jika negara memosisikan dirinya sebagai regulator, sementara para pengusaha dapat menguasai hajat hidup rakyat dengan menguasai sumber kekayaan alam. Perusahaan tentu saja akan mengambil keuntungan, sedangkan rakyat akan hidup miskin. Kondisi ini akan menjadi ancaman terhadap keselamatan generasi, dan masa depan bangsa. Dengan begitu, perlinsos yang digadang negara untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem sebagai solusi tambal sulam tak menuntaskan.
Mekanisme Islam Mengentaskan Kemiskinan
Berkaca pada sistem rusak yang diterapkan saat ini, maka sangatlah wajar kemiskinan tak menemukan jalan keluarnya. Berbeda dengan Islam yang mampu memberi solusi pasti terhadap berbagai problematika kehidupan. Dalam Islam, negara wajib memenuhi seluruh kebutuhan dasar rakyat individu per individu. Negara juga akan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat melalui meknisme yang telah ditetapkan. Pertama, pembagian kepemilikan secara benar. Dalam ekonomi Islam, kepemilikan dibagi menjadi tiga yakni kepemilikan individu, umum, dan negara. Hal ini sangat penting, sebab akan menghidarkan hegemoni pihak yang kuat terhadap yang lemah.
Kedua, pengaturan pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar. Yaitu bertumpu pada pembangunan sektor ekonomi riil bukan non riil. Ketiga, distribusi kekayaan oleh individu, umum, dan negara. Sistem ekonomi Islam akan menjamin seluruh kebutuhan dasar rakyat akan terpenuhi. Demikian juga dalam pemenuhan kebutuhan sekunder maupun tersier akan diperoleh.
Keempat, negara wajib memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Dalam hal kebutuhan sandang, pangan, dan papan, negara harus memberi kemudahan masyarakat untuk mendapatkannya. Semisal harga terjangkau, kemudahan bekerja untuk memenuhi kebutuhan, serta kemudahan mengakses kebutuhan tersebut.
Adapun dalam hal pendidikan, kesehatan, dan keamanan, negara harus memenuhinya secara gratis tanpa dipungut biaya. Tidak boleh ada komersialisasi dan kapitalisasi dalam tiga kebutuhan ini. Layanan pendidikan dan kesehatan harus diberikan kepada rakyat secara cuma-cuma. Jaminan keamanan setiap warga juga menjadi tanggung jawab negara sebagai pemelihara urusan rakyat.
Dengan demikian, Islam telah memberikan solusi mutakhir dalan mengentaskan kemiskinan ekstrem yang dihadapi masyarakat. Melalui mekanisme yang telah ditetapkan dalam Islam, maka kemiskinan ekstrem yang melanda akan mampu teratasi dengan tuntas. Sehingga rakyat dapat hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.
Wallahua’lam bish shawab.