GAZA (Arrahmah.id) – Insinyur dari aparat keamanan perlawanan Palestina di Gaza telah mengungkap peralatan mata-mata tersembunyi yang ditanam oleh pasukan ‘Israel’ sebelum penarikan mereka dari Kota Gaza.
Mengutip platform keamanan Al-Hares, Al-Jazeera melaporkan bahwa operasi intelijen yang canggih mengungkap komponen mata-mata yang disamarkan yang tertanam dalam pengisi daya ponsel power bank.
Al-Hares menggambarkan perangkat yang ditemukan hari ini sebagai aset intelijen yang signifikan, menyatakan bahwa mereka akan mendukung proyek perlawanan vital dan mengubah rencana ‘Israel’ menjadi peluang untuk memperkuat Perlawanan.
Laporan sebelumnya mengonfirmasi penyitaan peralatan mata-mata di sebuah rumah sakit Gaza, yang telah digunakan untuk memantau pergerakan warga sipil untuk kemungkinan penargetan.
Desember lalu, Palinfo melaporkan bahwa badan keamanan perlawanan Palestina telah menyita perangkat mata-mata ‘Israel’ di sebuah rumah sakit di Kota Gaza.
Menurut Palinfo, saat itu seorang pejabat keamanan mengungkapkan bahwa ia menerima informasi dari seorang warga tentang “batu bangunan” yang tidak normal di salah satu rumah sakit di Gaza, yang sebelumnya telah diserbu oleh pasukan ‘Israel’.
Setelah memeriksa ruangan tersebut, ditemukan bahwa “batu bangunan” tersebut telah dibentuk ulang secara khusus untuk menyembunyikan perangkat mata-mata yang terhubung ke perangkat lain di dalam perimeter rumah sakit, yang dilengkapi dengan kamera tersembunyi.
⚡️BREAKING:
A network of espionage devices in one of the hospitals in Gaza City, intended by Israel to monitor citizens’ movements in preparation for targeting them.
Information was received from a citizen about an “unusual-looking building block” in one of the hospitals in… pic.twitter.com/6INvEUqc0S
— Suppressed News. (@SuppressedNws) December 25, 2024
Pejuang Perlawanan Diperingatkan di Tengah Gencatan Senjata
Mengingat adanya perjanjian gencatan senjata baru-baru ini, Al-Hares mengeluarkan peringatan keamanan kepada para pejuang Perlawanan. Ia menekankan kewaspadaan yang lebih tinggi, dengan mencatat bahwa pasukan ‘Israel’ sedang mengumpulkan intelijen untuk memperbarui basis data target mereka.
Platform tersebut mendesak anggota Perlawanan untuk menghindari meninggalkan posisi kritis tanpa mematuhi langkah-langkah keamanan yang ketat dan menahan diri dari menggunakan metode komunikasi yang tidak aman untuk mencegah deteksi.
Gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Palestina Hamas dan ‘Israel’ mulai berlaku Ahad lalu. Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari, diikuti dengan negosiasi untuk tahap-tahap berikutnya. (zarahamala/arrahmah.id)