(Arrahmah.com) – بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Akhir-akhir ini penyepelean terhadap Umat Islam semakin nyata dan menjadi-jadi. Kezaliman demi kezaliman pun diseruakkan semaunya. Hingga akibatnya, Umat Islam yang sejatinya tidak dibenarkan omong kasar pun kadang terpaksa omong kasar.
Maafkan hambaMu yang lemah ini ya Allah… Engkau Maha Tahu, kami dibeginikan ini tidak lain hanya karena beriman kepadaMu. Sebagaimana telah Engkau kisahkan dengan jelas dan Engkau sifati orang-orang yang dibunuh, disiksa dan dizalimi oleh para pelaku zalim masa lalu dalam firmanMu itu, hanya karena yang dibunuh dan disiksa itu beriman kepadaMU:
وَمَا نَقَمُواْ مِنۡهُمۡ إِلَّآ أَن يُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ ٨ [سورة البروج,٨]
Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji [Al Buruj:8]
Dan telah Engkau ancamkan siksa bagi mereka yang menyengsarakan Umat Islam / mukmin.
{إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ} [البروج: 10]
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar [Al Buruj: 10]
Termasuk dalam ancaman dahsyat itu adalah orang-orang walau mengaku Islam bahkan ulama atau kyai atau tokoh Islam, bila mendukung para pembuat kezaliman terhadap Umat Islam, (kemudian tidak sempat bertaubat). Dan kelakuan itu kini semakin tampak nyata. Seakan dukungan orang-orang plintat-plintut itu memberikan otot bagi pelaku-pelaku zalim, hingg seakan yang terngiang adalah: Perlawanan Umat Islam ? Ah Kecil…
Umat Islam tetap menunggu kepedulian Ulama dan Tokoh Islam
Kepedulian ulama dan tokoh Islam tetap jadi dambaan Umat Islam . Berarti masih nyambung antara pemimpin Umat (yakni ulama dan tokoh Islam ) dengan Umat Islam nya. Ini perlu sekali disyukuri.
Betapa musykilnya Umat Islam yang didera aneka kezaliman akhir-akhir ini, bila masih ditambah dengan tidak peduli lagi kepada suara Ulama dan tokoh Islam yang masih mengemban amanah dan bersedia menyuara sebagai mestinya. Tidak bisa dibayangkan, bila Umat Islam sudah cuek bebek terhadap para ulama dan tokohnya.
Walau sejatinya setiap saat Umat Islam ini dijerumuskan sejadi-jadinya oleh para ulama suu’ (jahat) dan media-media anti Islam ataupun sekuler dan semacamnya, namun ternyata nalar waras dan cerdas di kalangan Umat Islam insya Allah masih tersisa. Belum tergerus seluruhnya. Inipun perlu disyukuri.
Menghadapi masalah berat ini, para da’i, baik di lapangan maupun di media-media Islam, media sosial dan sebagainya harus bertungkus lumus (bersusah payah) menghadapi aneka tipuan kebohongan dan penjerumusan dari pihak-pihak durjana (sebagian lkon para durjana sering disebut demi fulus) itu, namun secara akal, masih ada hasilnya, insya Allah. Yaitu belum tergrusnya kesetiaan Umat Islam terhadap agamanya, walau didera gempuran bertubi-tubi dari kanan kiri, atas, depan dan belakang. Ini perlu juga disyukuri.
Sebagai gambaran, ketika ada seorang kyai menanggapi adanya suatu tingkah yang akan menjerumuskan Umat Islam, ternyata masih tetap diperhatikan oleh Umat Islam. Contoh kecil: Ada media kecil online memuat tulisan Kyai Gontor Prihatin: Non Muslim Suka Menyakiti Islam , Datangi Pesantren dan Masjid, Tangannya Diciumi Santri .
Media kecil online itu dengan modal mengcopas dari akun facebook sang kyai penulisnya itu. Tahu-tahu tulisan itu disukai oleh 15 ribu pembaca, dan diakses 54.437 kali dalam waktu 5 hari (26 Apri-1 Mei 2016).
Tulisan itu kemudian dicopas di satu akun fp facebook, tahu-tahu mencapai 91.361 orang dijangkau, dan 2.369 kali dibagikan.
Setidaknya, itu membuktikan bahwa ulama ketika peduli terhadap nasib Umat Islam terbukti masih mendapat perhatian dari Umat Islam. Karena respon mereka dalam komentar-komentarnya jelas mendukung suara ulama itu. Hal inipun perlu sekali disyukuri.
Sejatinya dari gejala seperti ini menunjukkan, Umat Islam sudah setengah tergalang, dapat ditingkatkan ke arah selanjutnya.
Contoh nyata, Umat Islam diserang
Satu contoh yang pantas diperhatikan, ketika kaum komunis – Kristen Ortodox Serbia menyerang bahkan membantai Muslim Bosnia tahun 1992 dan selanjutnya, qadarullah dengan derita dahsyat Umat Islam itu justru menjadikan Umat Islam di sana bersatu. Bahkan sebagian mereka yang tadinya agak ogah-ogahan akitif dalam Islam pun ikut bangkit bersama Umat Islam. Di pengungsian-pengungsian luar negeri, seperti yang saya saksikan langung di Hongaria dan lebih-lebih di Croatia (negeri Katolik) para pengungsi Muslim Bosnia itu di barak-barak pengungsian bahkan bagai di pesantren-pesantren tiban (datang/ jadi tiba-tiba) Desember 1992. Dengan didanai dari Arab Saudi dan dunia Islam, pendidikan Islam di barak-barak pengungsian itupun diintensifkan.
Didatangkan bantuan makanan, para ustadz dan da’i, dan buku-buku pelajaran Islam. Jadilah atas keberkahan dari Allah, pesantren-pesantren baru menjamur di Eropa, di negeri Katolik tempat pengungsian. Cat Staven dari Inggeris yang setelah masuk Islam (dan meninggalkan musik) bernama Yusuf Islam pun berkantor di satu ruangan dalam satu gedung di Croatia.
Qadarullah, atas pertolongan Allah Ta’ala, dan upaya kaum Muslimin Bosnia dibantu Dunia Islam dan lainnya, kemudian serbuan dan pembantaian itu berakhir, kemudian mereka (Muslim Bosnia) kembali ke kampung halamannya sebagai “santri-santri” hasil didikan pesantren pengungsian.
Allah telah memberikan sejumlah keberkahan dan keimanan yang tidak dapat dinilai tingginya harga, walau harus menghadapi kepahitan yang sangat mengerikan dan mengenaskan. Ketika Umat Islam bersatu dan tetap membela agama Allah, terbukti Allah menolongnya tanpa dapat diperhitungkan besarnya pertolongan. Itulah di antara kenyataan benarnya firman AllahTa’ala:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ } [محمد: 7]
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu [Muhammad:7].
Selayaknya, siapapun di dunia ini, lebih-lebih yang memusuhi Islam, menzalimi, menyengsarakan dan semacamnya, mereka mau berkaca pada sejarah dan kenyataan. Tidak pernah terjadi selain akan tertimpa nasib tragis yang sangat mengenaskan apabila menzalimi Umat Islam.
Kalau tidak ingin terjungkal hina, menyesal yang tak berkesudahan, silakan sadar, dan jangan sekali-kali meremehkan potensi Umat Islam. Karena di belakang Umat Islam itu pembelanya bukan hanya tingkat dunia, tetapi adalah Yang Maha Perkasa yang tidak ada tandingannya sama sekali, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Apakah kalian mau melawanNya, sedangkan sebagian kalian katanya mengaku sebagai muslim yang artinya saja (muslim itu adalah) tunduk patuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala?
Betapa dustanya kalau begitu, dan betapa ruginya, kalian!
{ بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا} [النساء: 138، 139]
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah [An Nisa”,138-139].
{وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [المنافقون: 8]
… Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui [Al Munafiqun: 8]
Sekian.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا إلَى يَوْمِ الدِّينِ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ.
Jakarta, Ahad 23 Rajab 1437H/ 1 Mei 2016
Hartono Ahmad Jaiz
(*/arrahmah.com)