GAZA (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ mengumumkan pada 7 Januari bahwa tiga tentaranya tewas di Jalur Gaza sehari sebelumnya.
Menurut tentara ‘Israel’, tiga tentara dari Brigade Nahal tewas di kota utara Beit Hanoun pada Senin (6/1/2025) dalam serangan rudal anti-tank yang sama.
Kematian tersebut membuat jumlah tentara ‘Israel’ yang tewas sejak 7 Oktober 2023 menjadi 828, dan bertepatan dengan kebangkitan Hamas di Gaza.
Sayap bersenjata gerakan perlawanan, Brigade Al-Qassam, mengumumkan beberapa operasi terhadap pasukan ‘Israel’ pada Senin (6/1).
“Brigade Al-Qassam menargetkan dua tank Zionis Merkava dengan alat peledak berkekuatan tinggi dan alat Shuath di sebelah timur Persimpangan Al-Saftawi, sebelah barat kamp Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza,” kata gerakan itu pada Senin (6/1) dalam sebuah pernyataan di halaman medianya.
The Jerusalem Post melaporkan awal bulan ini bahwa terdapat perbedaan pendapat dalam jumlah pejuang perlawanan yang terbunuh seperti yang diumumkan oleh Tel Aviv.
Sebelum perang, militer memperkirakan sayap bersenjata Hamas terdiri dari 25.000 anggota, namun mengklaim telah membunuh 17.000-20.000 pejuang setelah 7 Oktober.
Laporan terkini menunjukkan Hamas saat ini memiliki 20.000-23.000 pejuang, yang menunjukkan penambahan jumlah pasukannya yang hampir lengkap, atau bahwa perkiraan awal jumlah total pasukan mereka jauh lebih rendah, dengan beberapa sumber menunjukkan jumlah sebelum perang mencapai 40.000.
Kantor berita Ibrani Walla melaporkan bulan lalu bahwa Brigade Al-Qassam telah merekrut sekitar 4.000 pejuang ke dalam barisannya.
Gerakan perlawanan terus secara teratur menerbitkan rekaman operasinya yang menargetkan pasukan ‘Israel’ di seluruh Gaza.
“Musuh harus tahu bahwa selama mereka terus melakukan pembantaian dan agresi terhadap Gaza dan Tepi Barat, mereka akan membayar harga yang mahal dengan darah para prajurit dan perampas kekuasaan mereka, dan mereka tidak akan menikmati keamanan sampai rakyat kita menikmatinya,” kata juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaida dalam sebuah pesan yang dipublikasikan pada Senin (6/1).
Pembunuhan tiga tentara itu terjadi saat genosida ‘Israel’ di Gaza memasuki bulan ke-15. Sektor kesehatan di Gaza hancur, dan sekitar dua juta orang mengungsi di dalam negeri. (zarahamala/arrahmah.id)