PRESTON (Arrahmah.com) – Seorang remaja perempuan di Univeristy College London (UCL) memeluk Islam sebab terpesona akan cara Islam memuliakan perempuan. Berharap dapat membantu kesalahpahaman terhadap Islam, terkhusus dalam hak-hak perempuan, ia berbagi cerita keislamannya dengan kawan kuliahnya dalam Islam Awareness Week (Pekan Kesadaran Islam).
Sara Lawler (19) yang tumbuh menjadi seorang pemeluk Kristen telah masuk Islam pada Desember tahun lalu.
“Alasan utama saya untuk berpindah ke Islam adalah karena Islam memberikan para wanita kehormatan dan hak-hak asasi yang tidak diberikan lagi oleh masyarakat,” ujar Sara kepada Lancashire Evening Post pada Jum’at (15/3/2013), seperti dikutip Onislam.
“Ini (Islam) adalah jalan hidup yang murni, damai dan menghadirkan yang terbaik dalam hidup,” katanya.
Sara lahir di Preston, Inggris, dan ia juga pernah tinggal di Tanzania, India dan Midlands.
Sara pernah sekolah di sebuah SMA Katolik khusus perempuan, Our Lady’s Catholic High School, di Preston, selama satu tahun.
Dia mengatakan ia melihat para murid sekolah meminum minuman keras (khamr) atau memilik anak di luar nikah dan ia tidak ingin menjalani hidup seperti itu. Sara tidak pernah mengkuti gaya hidup kawan-kawannya seperti meminum khamr, sehingga setelah memeluk Islam hidupnya tidak banyak berubah.
Saat tinggal di Qatar bersama orangtuanya, saat itu ia pertama kali tertarik pada Islam.
“Ketika Saya pergi ke Qatar, semua teman saya adalah Muslim, saya lebih banyak bergaul dengan Muslim daripada anak-anak Inggris,” kata mahasiswi UCL jurusan fotografi itu.
Sara mengucapkan syahadat secara resmi pada Desember lalu. Sekarang ia berusaha menjadi Muslimah yang baik, melaksanakan shalat lima waktu dan memakai kerudung.
Sara mengatakan bahwa pakaian Muslimah bukanlah sebuah penindasan terhadap Muslimah, tetapi bentuk penghormatan hak asasi wanita.
“Ini tidaklah menindas perempuan melainkan membebaskan mereka karena mereka memilih siapa yang melihat tubuh mereka daripada pria dan masyarakat yang memilih apa yang harus dilihat (sesuai keinginan mereka -red),” katanya.
“Islam memberikan perempuan ke status yang tinggi dan menekankan peran-peran perempuan serta bagaimana mereka perlu untuk dihormati dan dihargai,” katanya.
Beruntung, orangtua Sara tidak keberatan dengan keislamannya, bahkan melihat manfaatnya.
“Orangtua saya baik-baik saja tentang hal ini. Mereka tahu bahwa ini (Islam) adalah agama yang baik, merkea telah melihat kebaikan yang telah dihasilkan darinya,” katanya. (siraaj/arrahmah.com)