WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dewan Keamanan PBB sedang mempelajari rancangan resolusi untuk menyetujui pembentukan Pasukan “Penjaga Perdamaian” PBB di Mali berkekuatan 12.600 tentara mulai 1 Juli 2013 mendatang, yang akan dapat meminta dukungan dari pasukan Perancis jika diperlukan untuk memerangi “ekstrimis Islam”, laporan Reuters pada Senin (15/4/2013).
Para ahli dari 15 negara anggota Dewan Keamanan bertemu pada Selasa (16/4/2013) untuk membahas resolusi, yang dirancang oleh penjajah salibis Perancis dan salinannya diperoleh oleh Reuters, yang akan memberikan kewenangan kepada Pasukan “Penjaga Perdamaian” PBB dan pasukan penjajah salibis Perancis untuk menggunakan “segala cara yang diperlukan” untuk memerangi mujahidin Islam yang menerapkan syariat Islam di wilayah Mali Utara.
Rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut mengklaim pengiriman 12.600 Pasukan “Penjaga Perdamaian” PBB dan pasukan Perancis tersebut bertujuan untuk “melindungi warga sipil dan menstabilkan kota-kota utama, terutama di Mali gurun utara.”
Dewan Keamanan PBB berharap untuk mengadopsi resolusi, yang dapat direvisi selama negosiasi, pada akhir April. Seorang pejabat senior PBB yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengatakan bahwa operasi tersebut akan menjadi yang operasi Pasukan “Penjaga Perdamaian” PBB terbesar keempat dan menelan biaya sampai dengan $ 800 juta per tahun.
Rancangan Resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut mengusulkan bahwa Pasukan “Penjaga Perdamaian” PBB -dikenal sebagai MINUSMA- akan mengambil alih kewenangan pada tanggal 1 Juli 2013 dari pasukan Afrika yang didukung PBB di Mali, yang telah ditempatkan di sana untuk mengambil alih kewenangan dari pasukan Prancis.
Perancis yang mengerahkan 6000 tentaranya, dibantu oleh 2000 tentara Chad dan beberapa ribu tentara rezim sekuler Afrika Barat lainnya, telah melakukan invasi militer ke Mali Utara pada bulan Januari 2013 untuk memerangi mujahidin Islam yang menegakkan syariat Islam di dua pertiga wilayah negara Mali.
Mujahidin Anshar ad-Din, mujahidin Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) dan mujahidin Jama’ah Tauhid wal Jihad sampai saat ini telah melakukan perlawanan sengit yang menimbulkan kerugian jiwa dan materi sangat besar di pihak pasukan penjajah salibis Perancis, pasukan rezim sekuler Mali dan pasukan rezim sekuler Chad.
Kewalahan menghadapi perlawanan mujahidin Islam, penjajah salibis Perancis dan Dewan Kerjasama ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) selalu mendesak PBB untuk mengirimkan ribuan tentara internasional guna memerangi mujahidin Islam di Mali Utara. (muhibalmajdi/arrahmah.com)