MOSKOW (Arrahmah.com) – Seorang pembawa acara perkiraan cuaca memprediksi bahwa sekarang adalah “kondisi yang sempurna” untuk melakukan pengeboman di Suriah. Prediksi tersebut disampaikan dalam sebuah video klip yang ditayangkan di TV Rusia.
Klaim itu dibuat oleh presenter di saluran televisi nasional Rusia, Rossiya 24, saat Presiden Putin terus melakukan serangan di negara yang dilanda perang itu, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Selasa (6/10/2015).
“Pasukan udara Rusia terus melancarkan operasi mereka di Suriah. Para ahli mengatakan bahwa waktu untuk melakukan serangan telah dipilih dengan kondisi cuaca yang sangat baik,” klaimnya.
Dengan layar grafis bergambar pesawat tempur Sukhoi Su-24 yang berada di belakangnya, pembawa acara itu kemudian menjelaskan operasi apa saja yang dapat dilancarkan dalam kondisi cuaca tersebut.
“Bulan Oktober di Suriah adalah bulan yang menguntungkan bagi penerbangan,” tambah presenter itu.
“Dalam kondisi meteorologi seperti ini, pesawat dapat menembus awan dan melancarkan serangan efektif ke target di bawah dan menanjak lebih tinggi jika ada serangan anti-pesawat,” katanya,
Menurut pembawa acara, ketinggian optimal untuk menjatuhkan bom adalah 3-5 kilometer dari permukaan tanah.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon mengklaim bahwa hanya satu dari 20 serangan udara Rusia di Suriah yang menargetkan kelompok “Daulah Islamiyah“, atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Intelijen Inggris mengamati bahwa hanya 5% dari serangan Rusia yang menyerang kelompok militan, sebagian besar membunuh warga sipil, Fallon mengatakan kepada surat kabar The Sun, Sabtu (3/10).
“Kami menganalisis di mana serangan dilakukan setiap pagi,” katanya kepada surat kabar itu. “Sebagian besar tidak menyerang ISIS sama sekali.”
“Bukti kami menunjukkan mereka menjatuhkan amunisi ke wilayah sipil, membunuh warga sipil, dan mereka menjatuhkan amunisi kepada FSA yang memerangi Assad. Rusia mendukung Assad dan mengabadikan penderitaan,” lanjut Fallon.
David Cameron mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin membuat “kesalahan besar” dengan mengirimkan jet tempur untuk mendukung tiran Suriah Bashar al-Assad.
Dia mengatakan kepada BBC bahwa Rusia mendukung sang penjagal Assad, yang merupakan kesalahan besar bagi mereka dan bagi dunia. Hal ini akan membuat kawasan itu menjadi lebih tidak stabil. Ini akan menyebabkan radikalisasi lebih lanjut dan meningkatkan terorisme.
Rusia menegaskan bahwa jet-jet tempur itu menargetkan ISIS. Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan 20 misi penyerangan pada akhir pekan, dan menghantam sepuluh target ISIS.
Kini, hujan bom menghiasi langit Suriah, mengundang aroma kematian dari seluruh penjuru wilayah itu. Hujan bom itu berasal dari jet tempur Rusia dan serangan udara dari koalisi yang dikomandoi oleh Amerika Serikat.
Walaupun sempat berkoordinasi agar tak terjadi bentrokan di udara, hubungan AS dan Suriah masih memburuk. AS dan negara sekutunya menuding serangan udara Rusia bukan menghancurkan pangkalan ISIS, melainkan kamp pelatihan pasukan perlawanan Suriah. Kelompok tersebut adalah kelompok perlawanan yang dilatih oleh AS untuk melawan Daulah Islam (ISIS).
Akan tetapi, Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin, berdalih bahwa tidak ada yang bisa mengidentifikasi kelompok mana yang merupakan oposisi moderat di bawah pelatihan AS.
Menurut Peskov, pemberitaan tudingan tersebut hanya merupakan perang informasi untuk menyerang Rusia.
Apapun pemberitaan dari media pro AS dan pro Rusia, pemberitaan itu masih sangat jauh dari laporan mengenai rakyat sipil yang menjadi korban.
(ameera/arrahmah.com)