Assalamu ‘Alaikum!
Saat saya mulai menulis cerita ini, saya bingung darimana saya akan memulai.
Saya menatap lembaran kosong dihadapanku dan berpikir bagaimana saya bisa menggambarkan perasaan dalam hati saya ketika saya menerima iman: Tidak Ada Tuhan Selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah yang terakhir.
Bagaimana saya bisa menggambarkan kegembiraan orang yang menemukan jalannya menuju Islam?
Ini merupakan perjalanan yang luar biasa dalam menyusuri kehidupan, memiliki tujuan dan arah yang jelas, menyadari bahwa Allah adalah bersama dengan kita. Menyadari bahwa Allah selalu membimbing kita dengan rahmat-Nya dalam seluruh kehidupan kita, dan oleh karena itu merupakan kewajiban bagi kita untuk hidup dalam ketaatan, dengan melakukan perbuatan baik dan melakukan shalat tepat waktu. Untuk itu, kita mendapatkan pahala yang sangat besar sebagai balasannya.
Saya telah melakukan perjalanan di berbagai negara, berharap menemukan kebahagiaan dalam kehidupan saya di dunia ini. Saya tidak tahu bahwa kebahagiaan itu tersembunyi dalam hati saya, menunggu saat yang tepat untuk ditemukan.
Selama masa kanak-kanak, pendapat saya tentang Islam dipengaruhi oleh jurnal, TV, dan media lainnya, yang sering memberikan informasi yang bias dan tidak lengkap tentang masalah tersebut. Namun, sebagaimana halnya orang penasaran, saya mencoba mencari tahu sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu benak saya, saya menyelidiki buku-buku dan sumber-sumber tambahan yang berbeda. Kita dilahirkan dengan bekal iman kepada Allah, jauh menancap dalam hati kita. Iman yang menuntun kita untuk mencari jawaban. Saya percaya tapi saya tidak mengerti.
Saya mencoba untuk menemukan jawaban tersebut dalam berbagai budaya dan bangsa, tapi saya hanya mendapatkan bahwa filsafat dan agama mereka terbatas dalam suatu kelompok etnis tertentu. Itu bukan apa yang saya cari, saya ingin sesuatu yang universal, abadi, sesuatu yang bukan hanya keyakinan buta.
Cara saya menuju Islam sangat mengagumkan, penuh dengan saat-saat penting dan pertemuan. Tiba-tiba, saya memutuskan untuk belajar bahasa Arab. Saat saya berjalan ke toko-toko buku berharap menemukan kamus bahasa Arab, saya menemukan terjemahan Quran Ceko. Saya menatapnya dengan perasaan aneh, sejak saat itu saya merasa bahwa sepertinya ada sesuatu yang akan mengubah hidup saya.
Dua bulan berikutnya, teks Quran dalam tas saya bawa bawa kemana-mana. Bahkan saya mempelajarinya di halte bus dan angkutan umum dalam perjalanan pulang pergi dari tempat kerja. Dan saat itu adalah saat-saat belajar di halte bus yang mengubah hidup saya dengan pasti, tapi biarkan saya menceritakan hal itu kepada Anda.
Saat saya mempelajari Islam, saya menjadi nampak asing di mata rekan-rekan di tempat kerja, tapi saya tidak merasa terganggu oleh pernyataan rekan-rekan saya yang mengatakan saya ‘”terorisme”. Saya hanya ingin menjadi seorang Muslimah tapi saya tidak tahu bagaimana caranya.
Hari Sabtu saat hujan mengguyur, saat itu saya sedang dalam perjalanan menuju kantor untuk melaksanakan tugas saya. Saya sedang duduk di trem sambil berpikir bahwa mudah-mudahan cuaca di selatan bisa menjadi jauh lebih baik. Saya mendengar dari belakangku suara seorang wanita yang sedang berbicara dengan anaknya yang lincah dengan kosakata campuran Arab-Slovakia. Saya berbalik dan terkejut melihat seorang wanita Muslimah, tampaknya orang Slovak, dengan kerudung di kepalanya.
Kami pun turun bersama-sama dan untungnya dia bertanya tentang suatu alamat yang dia cari. Kami pun akhirnya bertukar alamat dan setelah itu kami pun berpisah. Setelah tiga jam tugas saya di kantor sudah selesai, dan saya pun pergi ke trem, dan di sana aku melihatnya lagi. Dalam trem, dia menceritakan kisahnya dan mengundang saya untuk mengunjunginya di rumah. Saya tidak punya alasan untuk menolak, jadi saya pun menerima ajakannya.
Selama delapan jam saya menghabiskan waktu berdiskusi dengan dia dan suaminya tentang Islam. Saat itu adalah hari terkahir bulan Ramadhan dan pada hari berikutnya mereka bersiap untuk merayakan salah satu hari besar Ummat Islam, yaitu ‘Idul Fitri. Mereka mengundang saya ke masjid Bratislava.
Setelah beberapa saat, saya menyatakan beriman terhadap apa yang telah saya yakini dalam hati saya untuk waktu yang lama: “Ashhadu an la ilaha illa Allah, wa anna Muhammad ashhadu rasul Allah” (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya).
*Ditulis oleh Muneera Martina
(ameera/arrahmah.com)