BIRMIHNGHAM (Arrahmah.com) – Setelah dunia digemparkan dengan penemuan manuskrip Al Quran tertua di dunia yang di tulis di atas kulit binatang, kini muncul pertanyaan, mengapa Al Quran tersebut ditemukan di Birmingham, bukannya di negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim?
Kini, pertanyaan itu mulai terjawab. Salah satu kunci yang membuka misteri asal muasal Al Quran adalah kota Paris, Prancis.
Seperti dilansi BBC (28/12/2015), para ilmuwan meyakini bahwa Al Quran yang berada di Birmingham sama dengan manuskrip yang disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis. Salah satunya ahli sejarah Al Quran, Francois Deroche, peneliti yang pertama kali menemukan keberadaan Al Quran di Birmingham. Ia juga bekerja di College de Grance dan Alba Fedeli.
Dercho mengungkapkan bahwa manuskrip Al Quran klasik yang tersimpan di Paris berasal dari koleksi Al Quran di Masjid Amr bin Ash di kota Fustat, Mesir, yang kini masuk wilayah Kairo.
Amr bin Ash merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang mendakwahkan Islam di Mesir.
Al Quran yang berasal dari Mesir ini masuk ke Eropa dibawa oleh Asselin de Cherville, wakil konsul Prancis di Mesir. Ketika itu negara ini berada di bawah kontrol tentara Napoleon pad awal abad ke-19.
Deroche mengungkapkan janda De Cherville kemungkinan besar mencoba menjual manuskrip tersebut ke Perpustakaan Nasional Inggris pada tahun 1820-an tapi kemudian akhirnya disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis di Paris dengan alasan yang belum diketahui.
Menurut Deroche, Al Quran dari Masjid Amr bin Ash di Fustat dipindahkan ke Perpustakaan Nasional di Kairo pada abad ke-19. Saat proses pemindahan inilah sejumlah lembaran Al Quran tersebut “hilang” dan masuk ke pasar benda-benda kuno.
Al Quran tersebut beberapa kali berpindah tangan, beberapa lembar di antaranya dibeli oleh Alphonse Mingana pada tahun 1920-an dan dibawa ke Birmingham.
Mingana berasal dari Assyria (sekarang menjadi bagian dari negara Irak) yang melakukan pejalanan ke Timur Tengah atas biaya dari Keluarga Cadbury di Iggris.
Deroche mengatakan besar kemungkinan lembaran-lembaran lain dari Al Quran yang hilang dari Masjid Amr bin Ash akan ditemukan.
Hasil uji radiokarbon manuskrip Al Quran di Birmingham menunjukkan bahwa Al Quran ini berasal dari era tahun 568 hingga 645 atau 13 tahun setelah Rasulullah SAW wafat. Uji yang dilakukan oleh tim dari Universitas Oxford ini mengatakan bahwa tingkat akurasi penguian mereka sekitar 95%.
“Orang yang menulis manuskrip tersebut bisa jadi hidup di zaman Nabi Muhammad dan ia mengenal Nabi,” kata David Thomas, guru besar kajian Kristen dan Islam di Universitas Birmingham.
Al Quran yang berada di Birmingham hanya dua lembar, dan Profesor Thomas memperkirakan kitab aslinya mungkin sekitar 200 halaman.
Jamal bin Huwareib, Direktur lembaga pendidikan Yayasan Mohammed bin Rashid Al Maktoum di Uni Emirat Arab, mengungkapkan lembaran Al Quran di Birmingham adalah bagian dari Al Quran yang ditulis ulang oleh Abu Bakar, sahabat Rasulullah SAW yang mejadi Khalifah pada tahun 632 hingga 634.
“Saya yakin ini berasal dai zaman sahabat Abu Bakar,” kata Huwareib setelah melihat sendiri manuskrip Al Quran tersebut di Birmingham.
Para ahli sejarah Islam menyebutkan bahwa kodifikasi Al Quran sudah dimulai pada era kekhalifahan Utsman bin Affan, yang menjadi Khalifah mulai tahun 644 hingga 656.
Khalifah Utsman diketahui memerintahkan kodifikasi Al Quran secara sistematis dan terstandarisasi setelah melihat tidak ada manuskrip yang ditulis secara rapi dalam bentuk kitab, yang kemudian dikirim ke berbagai komunitas Muslim.
Namun, para ahli mengatakan perlu penelitian yang lebih mendalam untuk menentukan secara persis dari era mana Al Quran ini berasal.
“Al Quran di Birmingham tak ternilai harganya. Keberadaannya di Birmingham, bukan di negara Muslim, mengirim pesan tentang saling toleransi antarumat beragama,” kata Huwareib.
(fath/arrahmah.com)