KABUL (Arrahmah.id) — Warga Kabul pada Selasa (15/2/2022) merayakan hari libur nasional untuk memperingati penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan dengan melakukan aksi memprotes Amerika Serikat (AS).
Ribuan orang memanfaatkan liburan mereka dengan berbaris di berbagai kota di Afghanistan sebagai bentuk protes pada keputusan Presiden Joe Biden pekan lalu yang menyita setengah aset luar Afghanistan.
Biden berdalih bahwa dana sebesar $3,5 miliar itu dipakai untuk kompensasi bagi para korban serangan 11 September 2001 yang dilakukan oleh Al Qaeda.
“Jika seseorang menginginkan kompensasi, maka seharusnya orang Afghanistan yang menyatakan itu,” kata Mir Afghan Safi, ketua asosiasi pedagang valas negara itu, lansir France24 (15/2).
“Dua menara mereka telah dihancurkan, tetapi semua distrik kami dan semua negara kami telah dihancurkan.”
Beberapa orang di antara para pendemo meneriakkan “matilah Amerika”, dan “matilah Joe Biden”.
“Serangan 9/11 tidak ada hubungannya dengan Afghanistan,” kata wakil juru bicara kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Taliban, yang mengatakan mereka menginginkan hubungan baik dengan Washington setelah penarikan AS pada Agustus, menyebut penyitaan aset sebagai “pencurian”. (hanoum/arrahmah.id)