ALEPPO (Arrahmah.com) – Orang-orang di Aleppo bertanya kepada para ulama sebuah pertanyaan yang sangat sulit dijawab: “apakah lebih baik bunuh diri atau diperkosa?”
Pertanyaan ini muncul saat pasukan rezim Asad secara brutal menyerang Aleppo.
Ini sebuah pertanyaan yang mencerminkan situasi yang sangat mengenaskan yang dihadapi oleh para perempuan di Aleppo. Mereka mengalami pemerkosaan, eksekusi dan penyiksaan yang dilancarkan oleh pasukan rezim Asad dan sekutunya.
Syaikh Muhammad Yaqubi, seorang ulama terkemuka dan salah satu dari beberapa ulama Suriah yang secara terbuka menyerukan pemecatan rezim Asad, menjawab pertanyaan mengerikan tersebut di Twitter.
“Kami menerima dari orang-orang Aleppo pertanyaan-pertanyaan seperti ini, bisakah seorang pria membunuh istrinya atau saudara perempuannya sebelum dia diperkosa oleh pasukan rezim Asad di hadapannya?” tulis Syaikh Yaqubi di Twitter.
Pada saat dipublikasi, pertanyaan tersebut telah di-retweet lebih dari 1.500 kali dan menerima puluhan pesan yang mencerminkan situasi yang menyedihkan di Aleppo.
Pertanyaan ‘apakah lebih baik bunuh diri atau diperkosa?’ biasanya hanya akan ditanyakan untuk keperluan intelektual, tapi ini adalah kenyataan sebenarnya yang dihadapi perempuan-perempuan di Aleppo, sekarang.
Hari ini, perempuan-perempuan Aleppo yang nyata menanyakan pertanyaan yang nyata ini, dan mereka mencari jawababnya menurut sudut pandang agamanya.
“Dilarang membunuh atau bunuh diri karena takut diperkosa, kesabaran adalah yang terpenting, dan balasannya akan datang setelah kehidupan ini,” demikian jawaban Syeikh Yaqubi di Twitter.
“Ya Allah, ampunilah kami!” tulis sebuah balasan.
(ameera/arrahmah.com)