WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden AS yang akan lengser, Joe Biden, dan presiden terpilih, Donald Trump, terlibat dalam persaingan sengit untuk mengklaim kredit atas kesuksesan kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Kesepakatan tersebut tercapai setelah negosiasi intensif antara Hamas dan Israel, seperti dilansir dari Reuters.
Dalam konferensi pers yang digelar di Doha pada Rabu malam, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengumumkan keberhasilan kesepakatan itu dan memaparkan poin-poin utamanya. Sheikh Mohammed menegaskan bahwa Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat akan bekerja sama untuk memastikan pelaksanaannya berjalan lancar.
Biden: “Ini Kerangka yang Saya Usulkan”
Joe Biden, dalam pernyataan resminya, menyebut bahwa kesepakatan ini merefleksikan rencana yang telah ia usulkan pada Mei lalu. Ketika seorang wartawan bertanya siapa yang pantas mendapat kredit atas keberhasilan ini, Biden dengan nada sarkastis menjawab, “Apakah ini lelucon?” menegaskan bahwa dirinya adalah aktor utama di balik terobosan tersebut.
Dalam pidato perpisahan dari Gedung Putih pada Rabu malam, Biden menekankan bahwa timnya adalah pihak yang merancang dan merundingkan kesepakatan ini. Ia juga menginstruksikan agar pemerintahan Trump yang akan datang terus diberi informasi penuh terkait implementasi kesepakatan tersebut.
Trump: “Kemenangan Gaza Berkat Kemenangan Saya”
Donald Trump, tidak mau kalah, langsung mengklaim keberhasilan ini melalui unggahan di media sosialnya. Ia menyatakan bahwa kesepakatan ini tidak akan tercapai tanpa “kemenangan bersejarah” yang diraihnya dalam Pemilu November lalu. Trump juga menegaskan bahwa gencatan senjata ini mencerminkan pendekatan pemerintahannya dalam mencari perdamaian melalui negosiasi langsung.
Trump diketahui telah mengirimkan utusannya, Steve Witkoff, ke Doha. Witkoff dilaporkan berada di sana selama 96 jam terakhir negosiasi hingga kesepakatan diumumkan.
Kerja Sama Dua Pemerintahan
Pejabat senior dalam pemerintahan Biden memuji kolaborasi tim dari dua pemerintahan tersebut. Brett McGurk, utusan Biden, dan Steve Witkoff, utusan Trump, disebut bekerja sama erat dalam menyelesaikan negosiasi di Doha sejak awal Januari.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan bahwa keputusan Biden untuk melibatkan tim Trump adalah langkah strategis. “Selama beberapa hari terakhir, kami bekerja sebagai satu tim untuk memastikan kesepakatan ini berhasil,” kata Biden.
Kesepakatan ini diharapkan dapat membuka jalan menuju perdamaian yang lebih permanen di kawasan tersebut. Biden menyebut kesepakatan ini sebagai langkah awal menuju terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan masa depan integrasi antara Israel dengan negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi.
(Samirmusa/arrahmah.id)