ANKARA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Turki Binali Yildirim telah mengumumkan bahwa hubungan bilateral antara negaranya dengan Rusia dan Mesir akan segera kembali normal.
Berbicara pada sebuah program di stasiun TV milik pemerintah TRT Haber, Yildirim mengatakan bahwa presiden Turki dan presiden Rusia akan mengadakan pembicaraan melalui telepon, pada Rabu atau Kamis. Dia juga mengatakan bahwa upaya untuk mengakhiri krisis dengan Rusia telah dimulai.
Perdana menteri itu mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim surat permintaan maaf kepada presiden Rusia atas penembakan jatuh sebuah pesawat Rusia, dan menekankan bahwa keinginan untuk mengurangi ketegangan adalah saling menguntungkan.
“Kami telah mengungkapkan rasa penyesalan kami dan kami telah mengatakan bahwa jika perlu kami siap untuk membayar kompensasi. Kami ingin menormalkan hubungan. Ini bukan keinginan sepihak, tapi keinginan bersama. Masalahnya sedang diselesaikan,” tambahnya, sebagaimana dilansir MEMO, Rabu (29/6/2016).
Krisis antara Turki dan Rusia meletus tahun lalu ketika Turki menembak jatuh sebuah pesawat Rusia dimana Turki bersikeras bahwa pesawat Rusia itu memasuki wilayah udaranya dan pesawat itu mengabaikan peringatan berulang-ulang.
Rusia juga bersikeras bahwa pesawat itu tidak melintasi perbatasan Turki dan menuding Turki melakukan provokasi terencana.
Yildirim juga mengatakan bahwa ia berharap hubungan dengan Mesir kembali normal.
“Isu tentang Mesir sangat jelas. Pelengseran Muhammad Mursi dari kekuasaan merupakan pukulan bagi demokrasi. Presiden kita [Recep Tayyip Erdoğan] mengumumkan kepada dunia bahwa kami tidak menerima pelengseran Mursi dari kekuasaan,” ungkapnya.
Yildirim menambahkan: “Kami berada di wilayah yang sama dengan Mesir. Kami tidak bisa memutuskan semua hubungan dengan mereka bahkan jika kami ingin. Kami memiliki hubungan geografis. Itu sebabnya kami memberikan tekanan pada perubahan rezim di sana dan vonis yang melanggar hukum yang diberikan kepada Mursi dan pendukungnya.”
“Namun demikian, tidak ada hambatan dalam perdagangan [antara kedua negara]. Mungkin akan ada dasar untuk normalisasi di masa depan. Negosiasi dapat diadakan antara menteri [Mesir dan Turki]. Kami siap untuk ini,” katanya.
Pengumuman perdana menteri itu datang saat Turki dan “Israel” mengumumkan kesepakatan untuk mengembalikan semua hubungan diplomatik.
(ameera/arrahmah.com)