POLANDIA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Polandia mengatakan negaranya tidak akan lagi melakukan persiapan untuk menampung 7.000 pengungsi yang mereka setujui dalam negosiasi dengan Uni Eropa karena serangan Brussels.
Beata Szydlo mengatakan pada Rabu (23/3/2016) bahwa ia “tidak melihat kemungkinan untuk para pengungsi untuk datang ke Polandia” setelah ledakan yang mengguncang ibukota Belgia sehari sebelumnya, lansir Al Jazeera.
Polandia telah merencanakan untuk mengakui 400 pengungsi di tahun ini dan sisanya akan diizinkan di lebih dari tiga tahun ke depan.
Tahun lalu, ribuan warga Polandia turun ke jalan dan media sosial untuk berpartisipasi dalam pawai anti-pengungsi di seluruh negeri yang diselenggarakan oleh gerakan nasionalis sayap kanan seperti Kamp Radikal Nasional, ujar laporan Al Jazeera.
Di bulan Oktober, Presiden Andrzej Duda mengatakan pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi warganya dari pengungsi yang kemungkinan membawa “epidemi”.
Kekerasan fisik terhadap pengungsi juga terjadi di Polandia.
Pada November lalu, seorang pengungsi Kristen dari kota Raqqa, Suriah, telah diserang di jalan Poznan oleh tiga pemuda yang mematahkan hidung dan jarinya serta melukai kakinya.
Kerumunan orang berkumpul untuk menyaksikan kekerasan tersebut, beberapa hanya diam melihat dan yang lainnya meneriakkan “bunuh dia”, ujar korban.
Polandia telah lama enggan untuk menerima pengungsi, namun akhirnya setuju untuk menerima lebih dari 5.000 hingga 12.000 orang atas kesepakatan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)