BAGHDAD (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, pada Ahad (9/10/2016), menegaskan penolakannya untuk mengizinkan pasukan Turki ikut serta dalam operasi untuk membebaskan kota Mosul dari ISIS.
Abadi mengatakan bahwa operasi tersebut akan murni dilakukan oleh orang Irak, di tengah desakan Turki untuk ikut serta, dalam babak terbaru perang kata-kata antara Baghdad dan Ankara.
“Pertempuran Mosul akan berlangsung tepat waktu dan hanya orang Irak yang akan ambil bagian,” kata Abadi saat konferensi pers di kota Karbala, Irak selatan, sebagaimana dilansir Al Araby.
“Keberadaan setiap pasukan asing di wilayah Irak merupakan pelanggaran kedaulatan, dan desakan dari para pemimpin Turki untuk tetap menempatkan pasukan mereka di Irak adalah sangat aneh,” tambah al-Abadi.
Turki memiliki sekitar 2.000 tentara di Irak. Sekitar 500 orang dari mereka berada di kamp Bashiqa di Irak utara, menurut media Turki.
Parlemen Irak pekan lalu menyebut pasukan Turki sebagai “pasukan pendudukan”, dan hal tersebut memaksa Ankara untuk memanggil duta besar Irak untuk memprotes pernyataan tersebut, dan Baghdad mengambil langkah serupa dengan memanggil duta besar Turki.
“Ini bukan hak pemerintah (Irak) untuk berbicara seperti itu,” katanya.
“Ketika pasukan dari 63 negara hadir berada di sana [koalisi internasional], ini tidak masuk akal [bagi pemerintah Irak] untuk hanya fokus pada kehadiran Turki.”
Sementara itu, Irak telah mendesak untuk digelar sebuah pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB terkait pengerahan pasukan Turki di Irak utara.
(ameera/arrahmah.com)