(Arrahmah.com) – Mantan ketua departemen data dan informasi Majelis Mujahidin Fauzan Al-Anshori, punya kisah tentang sosok Joserizal. Pertemanannya yang cukup lama putus disebabkan oleh hal paling fundamental dalam hidup seorang muslim yakni tinjauan aqidah Islamiyah.
Dalam laman yang dia kelola, anshorullah.com, Fauzan menuliskan kisah pertemanannya dengan Joserizal yang putus lantaran akidah yang berbeda. Membaca tulisan Fauzan, bisa jadi hal ini terjadi juga pada teman-teman dari komponen lain yang pernah dekat dengan sosok Joserizal.
Untuk informasi dan menjadi pelajaran maka kami kutipkan tulisan tersebut.
“Saya mengenal Joserizal Merc sejak Mer-C berdiri dan sama-sama membela ustad Abu (Abu Bakar Ba’asyir -red) dan korban kezaliman densus 88, tetapi seiring berjalannya waktu utamanya sejak 2007 saya tidak pernah bertemu kecuali lewat sms dan surat elektronik.
Namun perubahan signifikan terjadi saat revolusi Suriah meletus dan pengungsi meluas. Saya heran kenapa Mer-C yang selalu konsen pada korban pembantaian baik di Poso, Ambon, sampai Irak, di Palestina bahkan membangun rumah sakit Indonesia yang saya juga ikut menggalang dana sampai ke Sintang Kalbar.
Ternyata Mer-C tidak turun ke Suriah yang korbannya lebih ganas dari tempat lainnya. Maka saya pun mencoba kirim sms menanyakan hal itu. Tetapi saya sungguh kaget ketika saya menerangkan kesesatan Syiah Nushairiyah Bashar Assad laknatullah, dia mulai membela mati-matian.
Bahkan ketika saya jelaskan bagaimana Hasan Nasrallah hizbullata laknatullah membantu Assad karena kesamaan akidah syiah, Joserizal membantah habis dan membela syiah, bahwa syiah itu muslim dan tidak sesat. Saya pun mengirim surat elektronik fatwa Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyah tentang sesatnya syiah nushoiriyah, tetapi dia justru membalas dengan surat elektronik yang berjudul “statement FPI tentang Wahabi dengan gaya bahasa Betawi” yang isinya na’udzubillahi mindzalik.
Sejak itulah saya berdebat cukup keras dengan Joserizal dan saya sarankan supaya dia mau ngaji tentang sesatnya Syiah kepada ustad Farid Okbah, tetapi dia menolak. Belakangan saya mendapat info bahwa istrinya menjadi salah satu aktivis IJABI pimpinan Jalaluddin Rakhmat dedengkot Syiah Indonesia dan Jose juga rutin mengisi materi di radio Rasil yang dikenal sebagai radio yang mempromosikan ajaran syiah.
Akhirnya saya dan Joserizal tidak bisa lagi melanjutkan hubungan pertemanan karena tauhid menuntut saya harus menerapkan alwala’ dan albaro’ (Q.S Mumtahanah:4). Saya tidak mungkin bermesra-mesraan dengan Syiah dan para pembelanya dimana pun berada dan kapan pun karena soal akidah, bukan soal dunia. Kecuali suatu saat nanti Joserizal mau rujuk kembali kepada aqidah ahlussunnah wal jamaah sesuai pemahaman para ulama salafus sholeh maka kita bisa berteman akrab lagi seperti dulu, insya Alloh.”
(azmuttaqin/arrahmah.com)