RIYADH (Arrahmah.com) – Pejabat senior Arab Saudi dan Iran dilaporkan telah melakukan pembicaraan dengan maksud memperbaiki hubungan bilateral. Kedua negara itu sudah tak menjalin hubungan diplomatik selama empat tahun terakhir.
Kabar mengenai pembicaraan itu dilaporkan Financial Times pada Ahad (18/4/2021), dengan mengutip sumber para pejabat terkait.
Putaran pertama pembicaraan antara Riyadh dan Teheran disebut berlangsung di Baghdad, Irak, pad 9 April lalu.
Salah satu topik yang dibahas adalah perihal kelompok Syiah Houtsi Yaman.
Kelompok Syiah Houthi, yang terafiliasi Iran, diketahui rutin melancarkan serangan ke Saudi dengan menggunakan pesawat tak berawak (drone).
“Pembicaraan itu positif,” kata seorang pejabat yang dikutip Financial Times.
Kendati demikian, Financial Times juga mengutip keterangan pejabat senior Saudi yang membantah adanya pembicaraan dengan Iran.
Saluran televisi Lebanon pro-Iran Al Mayadeen dan kantor berita Unews, mengutip sumber Iran, juga menyangkal kabar pembicaraan dengan Riyadh.
Baik Saudi dan Iran belum merilis pernyataan atau keterangan resmi perihal kabar pertemuan tersebut.
Seorang pejabat Irak yang dikutip Financial Times mengatakan Baghdad turut memfasilitasi saluran komunikasi Iran dengan Mesir dan Yordania. “Perdana menteri (Irak) sangat ingin secara pribadi memainkan peran dalam mengubah Irak menjadi jembatan antara kekuatan antagonis di kawasan ini,” kata pejabat itu.
Menurut dia, Irak memiliki kepentingan untuk memainkan peran tersebut. “Semakin banyak konfrontasi yang Anda lakukan di wilayah ini, semakin banyak mereka bermain di sini, dan pembicaraan ini telah berlangsung,” ujarnya.
Irak juga merupakan rumah bagi kelompok milisi kuat yang didukung Iran. Amerika Serikat (AS) pun memiliki pasukan di sana. Faktor-faktor tersebut kerap membuat Irak menjadi medan pertempuran.
Pada 3 Januari 2020, AS membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad. Dia dibunuh saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran. Iring-iringan mobil mereka menjadi sasaran tembak pesawattak berawak AS.
Pasca-peristiwa itu, Iran membalas dengan melancarkan serangan misil ke markas tentara AS di Irak. Hal tersebut sempat memicu kekhawatiran pecahnya peperangan.
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan. (hanoum/arrahmah.com)