“Tenang”,”perasa”,”lembut”, adalah kosa kata yang dahulunya sangat jarang mengiringi sosok mantan Presiden Irak, Saddam Husein yang kini telah menjemput maut di tiang gantung. Apalagi di telinga dan mata AS, Saddam Husein sangat jauh dari sikap yang bisa menarik simpatik. Bahkan Bush, pernah menyebut Saddam lebih kejam dan keras daripada Hitler.
Tapi, sebuah wawancara berikut ini mungkin membuka fakta lain tentang mendiang Saddam Husein. Selama kurang lebih delapan setengah bulan, Robert Elyas menjadi orang yang paling dekat dengan Saddam Husein. Ketika itu, Saddam berada di balik jeruji penjara dan Robert Elyas banyak berinteraksi terkait kesehatan dan kondisi umum Saddam Husein.
Elyas (50), bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit AS, pada harian El Hayatia bicaratentang hal lain dari kepribadian Saddam yang ditemuinya di penjara. Juga tentang pengalamannya bersama mantan tokoh nomor satu di Irak ituselama di penjara. Saddam, katanya, sehari-hari di penjara,”tak pernah menyebut nama musuh-musuhnya”,”tidak menanti kematian”,”memberi makan burung”,”menyiram tanaman”,”menimbang berat badan.”
Berikut petikan wawancaranya:
Tanya: Bagaimana saat pertama Anda bertemu dengan mantan Presiden Irak Saddam Husein?”
Jawab: Saya pergi ke Irak pada bulan Januari 2004 dan saya diutus ke Camp Crowber. Saya sama sekali belum tahu bila akan ditugaskan memeriksa kesehatan Saddam Hussein. Tapi ketika perintah itu dijatuhkan, saya juga tak kuasa menolaknya. Saya seorang militer dan biasa menerima perintah. Saya menjalani misi ini selama delapan setengah bulan. Selama itu saya menjenguk Saddam setiap hari pada waktu pagi dan sore sekitar setengah jam.
Tanya: Bagaimana yang terbetik dalam pikiran Anda sebelum bertemu Saddam Husein?
Jawab: Saya mendengar tentang Saddam saat perang teluk kedua, di mana terlibat dalam peperangan itu sejumlah tim medis di bawah koordinasi tentara AS di Kuwait. Yang terbetik dalam pikiran saya tentang Saddam adalah orang yang sangat intens dengan peperangan dan banyak memiliki karakter negatif.
Tanya: Lalu, apakah penggambaran itu berubah setelah Anda bertemu dengannya?
Jawab: Hari ini, saya merasa gelisah ketika bicara tentang Saddam. Saya merasakan langsung bagaimana saya berinteraksi dengan pribadinya. Saya melihat wajah yang berbeda dari Saddam. Ada yang bertolak belakang terkait beberapa hal. Pertama tentang informasi yang dituduhkan bahwa ia adalah pembunuh sadis. Kedua, tentang kenyataan bahwa ia sangat lembut perasaannya, khususnya sejak saya bertemu dengannya di penjara.
Tanya: Apa yang Anda rasakan ketika Saddam dihukum mati?
Jawab: Ini pengalaman hidup yang menyakitkan dan menyedihkan.
Tanya: Ceritakan kepada kami bagaimana kondisi kesehatannya di penjara?
Jawab: Ia makan dengan teratur. Tiga kali sehari. Nyaris ia tidak memiliki kendala kesehatan yang serius. Hanya masalah kesehatan ringan saja, seperti terkait dengan tekanan darah atau prostat. Masalah ini bisa dibantu dengan obat yang kami berikan. Ia juga menjauhi kopi untuk meringankan tekanan darahnya.
Tanya: Apa menu makanan Saddam?
Jawab: Ia makan sebagaimana tentara. Ia sangat berpegang pada hukum syariah Islam terhadap makanannya. Ia selalu khawatir memakan makanan yang tak disembelih dengan cara Islam. Kami menghormati keinginannya itu. Dan itulah yang kami berikan kepadanya dalam persiapan menu makanan.
Tanya: Apakah ia seorang yang agamis menurut Anda?
Jawab: Ya, Saddam selalu melakukan shalat lima waktu setiap hari dan membaca Al-Quran.
Tanya: Saat bulan Ramadhan, apakah Saddam berpuasa?
Jawab: Bulan Ramadhan pada tahun itu, terjadi setelah ia dipindah ke kamp tahanan lain pada bulan Oktober 2004. Dan ketika itu saya sudah tidak ditugaskan mengontrol kesehatannya lagi. Tugas saya hanya sampai bulan Agustus 2004. Tapi saya tetap mengunjunginya secara informal meski tidak rutin. Seingat saya, ketika saya kunjungi di bulan Ramadhan, Saddam sedang menjalankan puasa. Tapi ia tidak menghentikan sejumlah aktifitasnya setiap hari. Ini yang mengagumkan buat saya. Ia tetap memeriksakan dan mengontrol kesehatannya setiap hari sebagaimana biasa. Perpindahannya dari istana ke penjara seperti tidak terlalu berpengaruh baginya.
Tanya: Apakah ia juga makan gula-gula?
Jawab: Tidak, ia tidak mengkonsumsi itu. Ia sangat mengontrol berat badannya. Saya tahu ia sangat teratur kehidupannya. Dan kebiasaan hidupnya memang tidak mengizinkan dia banyak bergerak atau mengeluarkan banyak tenaga. Karena itu ia berusaha menjaga bobot makanannya. Yang terjadi, ia banyak turun berat badannya secara berlebih sehingga sempat mencemaskan tim medis. Lalu kami berikan kepadanya makanan ringan dari kue.”
Tanya: Seperti apa kue yang dimaksud?
Jawab: Seperti gula, biskuit Oreo atau semacamnya.
Tanya: Apakah ia mau memakannya?
Jawab: Tentu, menu itu menjadi bagian dari menu makanannya.
Tanya: Sebelum ini Anda mengatakan bahwa Saddam teratur memberi makanan kepada burung?
Jawab: Betul. Ia selalu menyisakan roti yang dimakannya untuk makanan burung. Ia juga kerap menyiram tanaman yang ada di halaman tahanan.
Tanya: Apakah ia orang yang tenang atau banyak bercanda?
Jawab: Sejauh interaksi saya, ia banyak diam dan tenang. Hampir tak ada ungkapannya kepada seseorang di penjara tanpa keperluan. Saya juga tak pernah melihat ia marah selama di penjara. Tak pernah melihat ia mencaci siapapun di sana.
Tanya: Bagaimana Anda berbicara dengan Saddam?
Jawab: Kami berbicara dengan bahasa Inggris. Kemampuan bahasa Inggrisnya terbatas dalam beberapa hal. Jika ia kesulitan menyebutnya, biasanya ia pakai bahasa isyarat. Suatu ketika ia pernah bertanya kepada saya,”Kenapa Anda memerangi Irak?” Ketika itu ia memberi isyarat bahwa ia seorang pasukan AS yang membawa senjata. Saya katakan, Tugas saya di sini dilarang untuk masuk pada masalah politik dan saya tidak mau melanggar itu.”
Tanya: Apakah ia merindukan hari-hari kejayaannya?
Jawab: Saya tak ingat masalah ini.
Tanya: Apakah Saddam banyaktersenyum?
Jawab: Ya, ia murah senyum dan banyak tersenyum saat berbicara dengan saya. Ia sangat menghargai tamu. Ketika saya sampaikan bahwa saya akan pergi ke AS karena dijemput oleh keluarga saya, ia memeluk saya dan meminta agar dirinya tetap sehat. Ia bahkan mengatakan, ia ingin menjadi saudara saya.
Tanya, “Apakah ia pernah menyebut salah satu nama musuhnya?”
Jawab: Tidak pernah, sama sekali.
(na-str/akhbrn)