ABIDJAN (Arrahmah.com) – Dewan Kerjasama Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) akan mulai mengirim tentara ke Mali pada hari Senin (14/1/2013) sebagai bagian dari misi aliansi internasional untuk memukul pejuang Islam yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dari Mali Utara, seorang pejabat pemerintah Pantai Gading mengatakan kepada Reuters pada Sabtu (12/1/2013).
Tentara rezim sekuler Mali diberitakan merebut kembali kota Kona pada hari Jum’at setelah mendapat bantuan Perancis dengan serangan udara untuk menghentikan kemajuan mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) yang bergerak menuju Mali Selatan.
“Mandat untuk pengiriman pasukan telah ditandatangani oleh presiden kemarin … paling lambat Senin besok, pasukan akan berada di sana atau akan mulai berdatangan,” kata Ali Coulibaly, Menteri Integrasi Afrika Pantai Gading.
Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara saat ini memegang kepemimpinan bergilir ECOWAS.
ECOWAS telah melobi selama berbulan-bulan masyarakat internasional untuk mendukung rencana penggunaan kekuatan militer regional untuk mengakhiri kekuasaan mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) di Mali Utara. Mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) telah menguasai Mali Utara sejak April 2012 dan menerapkan syariat Islam di kawasan yang meliputi dua pertiga keseluruhan Negara Mali tersebut.
Pada Desember 2012 lalu Perancis, Amerika, Inggris dan Barat telah berhasil mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi pengesahan invasi militer internasional untuk memerangi penerapan syariat di Mali Utara yang dikuasai oleh mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM).
Media massa Prancis sempat memberitakan dari sumber keamanan Perancis bahwa tentara Perancis dan tentara Jerman telah berada di bandara internasional Mopti. Pada Kamis (10/1/2013) lalu mujahidin Anshar Ad-Din dan AQIM melancarkan serangan terhadap kota Sevare yang hanya berjarak beberapa kilometer dari bandara internasional Mopti. Diperkirakan mujahidin hendak merebut bandara internasional Mopti sebelum pasukan salibis NATO dan ECOWAS mempergunakan bandara tersebut sebagai pangkalan udara mereka dalam misi invasi militer di Mali Utara.
Pertempuran di kota Sevare yang merupakan pangkalan militer penting rezim Mali dan hanya berjarak 500 km dari ibukota Bamako memaksa intervensi Perancis lebih awal disbanding pasukan NATO dan ECOWAS. Pesawat tempur dan helicopter tempur Perancis membombardir wilayah mujahidin sejak Jum’at.
“Segala sesuatunya berjalan cepat… Ini bukan misi untuk melindungi kota Sevare saja. Lebih dari itu kita perlu untuk merebut kembali seluruh bagian Mali utara dari kelompok jihadis,” kata Coulibaly. “Penaklukan kembali wilayah utara telah dimulai.” (muhib almajdi/arrahmah.com)