OUAGADOUGOU (Arrahmah.id) — Burkina Faso tidak main-main dalam upayanya memerangi kelompok militan Islam. Terbukti, negara Afrika Barat itu baru saja mengumumkan perekrutan 5.000 tentara untuk memenuhi tujuan tersebut.
“Perekrutan 5.000 tentara non-komisi untuk angkatan bersenjata nasional yang akan ditugaskan setidaknya selama lima tahun di wilayah perekrutan militer mereka, akan dilakukan di seluruh wilayah nasional,” kata Menteri Pertahanan Kolonel Mayor Kassoum Coulibaly, seperti dikutip Africa News (24/2/2023).
Perekrutan akan berlangsung dari 28 Februari hingga 7 Maret dengan memprioritaskan relawan laki-laki untuk Pertahanan Tanah Air (pembantu sipil tentara).
“Pemuda yang bersangkutan harus lahir antara 1 Januari 1988 sampai dengan 31 Desember 2003,” lanjut Coulibaly.
Dari tiga belas wilayah di Burkina Faso, wilayah yang paling sering mendapat serangan militan Islam akan mendapatkan lebih banyak kuota perekrutan, terutama Boucle du Mouhoun di barat dengan 1.000 tentara, Sahel di utara 900 tentara dan wilayah timur 750 tentara.
Ini adalah ketiga kalinya dalam waktu kurang dari setahun tentara Burkinabe mengadakan perekrutan semacam itu.
Pada April 2022, sebanyak 3.000 tentara berusia hingga 26 tahun, telah direkrut. Prosedur yang sama juga diluncurkan Oktober lalu .
Burkina Faso yang dikepung oleh dua kudeta militer pada 2022, sejak 2015 berada dalam serangan militan Islam yang dimulai di Mali dan Niger, dan menyebar ke luar perbatasan tersebut.
Kapten Ibrahim Traore, presiden transisi yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada 30 September 2022, telah bertekad menaklukkan kembali 40 persen wilayah Burkina Faso yang dikendalikan oleh kelompok militan Islam yang berafiliasi dengan al Qaeda dan Islamic State West Africa Provience (ISWAP).
Tak lama setelah mengambil alih kekuasaan, dia meluncurkan kampanye untuk merekrut sukarelawan untuk membela negara, yang membayar mahal dalam perjuangan anti-militan Islam. Dari perkiraan 50.000 yang dibutuhkan, 90.000 telah mendaftar. (hanoum/arrahmah.id)