BAMAKO (Arrahmah.id) — Maraknya perlawana yang dilakukan militan Islam di Mali dan Burkina Faso mendorong pemerintah kedua negara untuk bersama-sama memperkuat komitmen memerangi aksi kelompok jihadis melalui peningkatan hubungan militer.
Pemimpin junta Mali, Assimi Goita dan pemimpin junta Burkina Faso, Paul-Henri Sandaogo Damiba melakukan pertemuan di Bamako pada Sabtu (3/9/2022).
“Kedua negara bermaksud untuk menyatukan upaya mereka dalam memerangi terorisme,” kata pernyataan pemerintah, seperti dimuat The Defense Post (4/9).
Selama satu dekade terakhir, pemberontakan militan Islam dimulai di Mali utara dan kemudian meluas ke seluruh negeri dan ke Burkina Faso, serta Nigeria.
Awal tahun ini, Mali menarik diri dari pasukan militer G5 Sahel yang terdiri dari Burkina Faso, Mauritania, Niger, dan Chad untuk melawan militan Islam. Sementara akhir Agustus lalu, Burkina Faso dan Niger mendesak Mali untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. (hanoum/arrahmah.id)