MALI (Arrahmah.com) — Belgia dikabarkan mengirim 250 anggota angkatan bersenjatanya ke Mali untuk mengambil bagian dalam operasi melawan kelompok militan Islam bersama Prancis, lansir Flander News (23/11/2021).
Keputusan untuk berpartisipasi dalam Operasi Takuba (Pedang) Prancis diambil selama konsultasi dengan perdana menteri Prancis di Brussels pada hari Senin (22/11).
Gelombang pasukan Belgia pertama akan terbang pada pertengahan 2022 jika situasi di Mali cukup stabil sampai semuanya terkirim pada pada akhir tahun
Operasi Takuba berfokus pada daerah di mana Mali, Niger, dan Burkina Faso.
Menurut Jens Franssen dari VRT , pasukan Belgia tidak akan ditempatkan di garis depan, tetapi akan melindungi konvoi dan menjaga pangkalan militer. Namun di lapangan kemungkinan mereka akan dapat bentrok dengan militan dari kelompok Al Qaeda atau dari Islamic State Central Africa Province (ISCAP).
Meski tidak ditempatkan di garis depan, Belgia memandang bahwa Mali sebagai sarang lebah dan bahkan disebut sebagai “Afghanistan-nya Afrika”.
Bersama dengan negara-negara Sahel lainnya di Afrika sub-Sahara, Mali telah menjadi wilayah yang tidak stabil selama beberapa dekade.
Sebagian wilayah itu dikendalikan oleh kelompok-kelompok militan yang terkait dengan kelompok militan ISCAP dan Al Qaeda.
Prancis telah mengerahkan 5.000 tentara di kawasan Mali, Niger, dan Burkina Faso sejak 2013 tetapi belum mampu menghentikan peningkatan kekerasan.
Meskipun kurang berhasil, Prancis berhati-hati untuk menarik diri karena hal ini dapat mengakibatkan kekacauan yang berpeluang kekuasaan malah akan diambil kelompok militan. (hanoum/arrahmah.com)