LAMU (Arrahmah.com) – Penduduk pulau Kenya telah membuat sebuah perahu yang seluruhnya terbuat dari plastik daur ulang yang dikumpulkan selama pembersihan laut untuk menyoroti ancaman limbah plastik yang tumbuhberk di laut.
Tahun lalu, pemerintah Kenya memberlakukan hukum paling keras di dunia terhadap kantong plastik, dimana para pelaku – termasuk produsen, pengecer, dan warga Kenya biasa – bisa dipenjara hingga empat tahun atau denda $ 40.000, dalam upaya untuk mengurangi polusi plastik.
Banyaknya tas plastik yang hanyut ke lautan, mencekik kura-kura, mencekik burung laut dan mengisi perut lumba-lumba dan ikan paus.
Pembuatan perahu tersebut dinamai proyek FlipFlopi karena ratusan sandal plastik daur ulang yang menutupi kapal.
Kapal layar sepanjang sembilan meter, yang dibuat dari lebih 10 ton sampah plastik, berlayar untuk pertama kalinya di perairan lepas Pulau Lamu di Kenya, Sabtu (15/9/2018).
Peluncuran kapal tersebut bertepatan dengan Hari Pembersihan Dunia, di mana kelompok-kelompok pemerhati lingkungan melakukan kegiatan untuk mengatasi polusi.
Perahu tersebut penuh dengan warna-warni, termasuk merah, hijau, biru dan kuning, karena sandal jepit daur ulang yang digunakan untuk menutupi lambung kapal dan bagian lainnya.
“Kami berharap orang-orang di seluruh dunia terinspirasi oleh perahu aneka warna kami yang indah dan menemukan cara mereka sendiri untuk menggunakan kembali plastik yang sudah digunakan,” kata Ben Morrison, pendiri proyek FlipFlopi.
Morrison, yang menghabiskan satu dekade membangun bisnis perjalanan yang berfokus di Afrika, beralih untuk membangun perahu berwarna-warni pada tahun 2016, ketika dia menyaksikan polusi yang mengkhawatirkan di sepanjang pantai Kenya.
Tim tersebut menggunakan fasilitas dan teknologi warga Kenya untuk mendaur ulang sampah plastik, dan dipandu oleh pembuat kapal setempat, Ali Abdalla Skanda.
“Kami bangga menjadi panduan bagi masyarakat dunia selama masa penting menghadapi tantangan untuk lingkungan laut kami,” kata Skanda.
Dia juga menambahkan bahwa mereka mendapat dukungan dari seluruh dunia saat mereka membuat perahu tersebut.
Najib Balala, menteri pariwisata Kenya, memuji kinerja tim tersebut saat dia menghadiri peluncuran perahu itu di pulau Lamu, situs warisan dunia yang dilindungi yang populer dengan wisatawan lokal dan asing, di pantai utara Kenya.
(ameera/arrahmah.com)