SURIAH (Arrahmah.com) – Perang Suriah menewaskan 3.746 orang pada tahun 2021, sebuah kelompok pemantau mengatakan dalam laporannya, berkurang sedikit dibanding tahun 2020 yang telah menyaksikan angka kematian terendah dalam perang yang terlah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Menurut angka yang dikumpulkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), 1.505 dari mereka adalah warga sipil dan 360 di antaranya adalah anak-anak.
Ranjau darat dan bahan peledak merupakan masalah dalam perang, saat Pengawas Ranjau Darat mengatakan pada bulan November bahwa Suriah telah menyusul Afghanistan sebagai negara dengan jumlah korban tertinggi yang tercatat, dari ranjau darat dan sisa-sisa bahan peledak lainnya dari perang, lansir Asharq Al Awsat.
Angka kematian 2021 menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana SOHR mencatat kematian lebih dari 6.800 orang.
Konflik Suriah pada tahun 2019 menewaskan lebih dari 10.000 orang, sedangkan tahun 2014 mencatat kematian 70.000 orang, korban perang tahunan tertinggi.
Menurut angka SOHR, 600 anggota pasukan rezim dan lebih dari 300 militan dari kelompok yang setia kepada mereka telah tewas tahun ini.
SOHR juga mencatat kematian sekitar 600 kombatan ISIS, 158 dari Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dan sekitar 370 pejuang oposisi dan faksi Islam.
Total korban tewas selama 2020 dan 2021 menurun akibat penurunan intensitas pertempuran di beberapa wilayah, terutama di provinsi Idlib.
Meskipun gencatan senjata diumumkan pada Maret 2020 di wilayah tersebut, namun telah mengalami banyak pelanggaran.
Sejak 2011, konflik di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mendorong lebih dari setengah populasi mengungsi ke dalam atau ke luar Suriah.
Lebih lanjut, SOHR mendokumentasikan kematian tiga anggota “Tentara Nasional” yang didukung Turki setelah pemboman oleh SDF pada posisi mereka di dekat pos Turki di daerah “Peace Spring” di pedesaan Hasakah. (haninmazaya/arrahmah.com)