JENEWA (Arrahmah.com) – Para Menteri Luar Negeri AS dan Rusia telah mengumumkan proposal bersama mereka yang menyerukan presiden rezim kafir Suriah, Bashar al Assad untuk menyerahkan rincian semua senjata kimia yang dimiliki oleh rezim dalam waktu satu minggu.
Berbicara pada konferensi pers bersama yang diselenggarakan di Jenewa, John Kerry mengatakan, kedua negara telah “meletakkan dasar untuk mengakhiri pertumpahan darah” di Suriah dengan mencapai persetujuan usulan yang menyeru Assad untuk menyerahkan semua rincian stok senjata kimia dan memberikan akses penuh kepada inspektur dari Organisasi dan Pencegahan Senjata Kimia untuk menghancurkan mereka, lansir Independent (14/9/2013).
Kerry mengatakan di bawah kesepakatan itu, Suriah harus menyerahkan “daftar lengkap” dari persediaan senjata kimia dalam waktu satu minggu.
Ia menambahkan bahwa kedua negara telah sepakat tidak akan menggunakan solusi militer tetapi “solusi politik” untuk Suriah.
“Kami akan menemukan solusi politik melalui diplomasi,” klaimnya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov, mengatakan mereka telah mencapai keputusan dalam waktu singkat dan mengucapkan terima kasih kepada Amerika terutama kepada John Kerry atas pertemuan tersebut.
Lavrov juga “meminta pertanggung jawaban” penuh dari rezim Assad.
Pada 21 Agustus lalu, rezim kafir Assad telah menggunakan senjata kimia saat melancarkan serangan di pinggiran Damaskus, kota Ghautah. Dalam serangan biadab tersebut, sedikitnya 1.600 orang meninggal dunia dengan cara yang menyakitkan.
Amerika Serikat segera bereaksi dan mengklaim akan “menghukum” rezim Assad dengan melancarkan operasi militer, serangan udara berbatas waktu. Namun, Obama telah membatalkan pemungutan suara Kongres untuk mendukung aksi militer dan menyetujui seruan Rusia yang menghasilkan proposal yang akan menempatkan senjata kimia milik rezim Assad di bawah kontrol internasional. (haninmazaya/arrahmah.com)