Jakarta (Arrahmah.com) Perang melawan terorisme yang sejatinya perang melawan Islam dan kaum Muslimin terus berlangsung. Setelah Ustadz Amman ditangkap, beberapa orang kembali ditangkapi. Dikabarkan pada Rabu, 24 Maret 2010, Densus 88 kembali menangkap beberapa orang, yakni Abu Musa dan Kuncoro. Sementara dari Medan dua pria asal Lhokseumawe juga ditangkap, yakni Muhammad Jabal dan Ijal. Belum jelas benar alasan penangkapan dua pria asal Aceh tersebut, bahkan menurut Humas Polri,mereka hanya terkait perampokan bersenjata. Perlu keterbukaan informasi dan kepedulian ummat?
Setelah Penangkapan Ustadz Amman
Penangkapan kepada ummat Islam terus berlangsung. Wakadivhumas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak kepada wartawan di Mabes Polri mengatakan bahwa 3 teroris kembali ditangkap. Ketiga nama yang langsung disebut dengan teroris tersebut adalah Amman Abdurahman atau Ustadz Amman, ditangkap di Sumedang, Kuncoro di Pondok Ungu Bekasi dan Abu Musa ditangkap di Mampang, Jakarta. Ketiganya ditangkap pada tanggal 19-20 Maret 2010. Sebenarnya publik atau ummat belum tahu betul mengapa mereka dintangkap, karena memang belum ada keterangan press dari Mabes Polri.
“50 Teroris ditangkap dari 74 DPO terkait Jaringan Islamiyah dan kelompok radikal bersenjata di Aceh, 7 di antaranya tertembak mati,” jelasnya.
Pria Aceh Ditangkap Di Medan
Sementara itu dua pria asal Aceh ditangkap di Medan. Keduanya dibekuk di sebuah rumah di Jalan Pendidikan I Gang Buntu, Desa Sei Rotan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, hari ini. Kedua tersangka bernama Muhammad Jabal alias Jabar alias Ilham dan Ijal. Sejumlah petugas bersenjata lengkap turun ke lokasi dan melakukan penggerebekan di rumah yang merupakan rumah orang tua dari istri Jabal, yakni Dian Putri itu.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumut Kombes Pol Baharuddin Djafar membenarkan adanya penggerebekan tersebut. “Kita belum bisa memastikan apakah kedua tersangka terkait terorisme. Tapi bisa saja itu benar. Karena penggerebekan dilakukan dengan operasi tertutup,” ujar Baharuddin saat dikonfirmasi melalui telepon selular, Rabu (24/3/2010).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penggerebekan dilakukan pukul 08.00 WIB pagi tadi. Keduanya sempat berusaha melarikan diri namun berhasil ditangkap. Dalam proses penangkapan ini, warga sempat mendengar suara letusan senjata api sebanyak tiga kali.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang mengaku belum mendapat informasi rinci soal penangkapan di Medan. “Kemungkinan itu terkait soal perampokan senjata, tapi saya kroscek dulu,” ujarnya saat dihubungi terpisah.
Sementara itu, iIstri ketiga Muhammad Jabbar, tersangka teroris yang ditangkap di Deli Serdang, Sumatra Utara, histeris ketika mendengar berita duka bahwa suaminya tewas dalam baku tembak di Aceh. M Jabbar bersama seorang rekannya bernama Ijal dilaporkan tewas dalam baku tembak Rabu malam lalu.
Dian Putri, istri ketiga Jabbar sebelumnya tidak percaya jika suaminya tewas dalam baku tembak. Menurutnya Jabbar masih dalam tahanan dan pengawasan aparat kepolisian di Aceh, saat ditangkap di Deli Serdang atas tuduhan teroris.
Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam mengemukakan, bahwa Jabbar benar tewas tertembak bersama rekannya Ijal, saat berusaha kabur di kawasan Sawang, Aceh Utara. Jabbar dibawa ke Sawang untuk menunjukkan persembunyian rekan-rekannya yang lain, tetapi Jabbar malah berusaha untuk kabur.
Informasi tewasnya Jabbar itu terkesan aneh bagi keluarga. Menurut mertua korban, Maysaro Ritonga, M Jabbar dilaporkan tewas tertembak atas tuduhan daftar pencarian orang (DPO) kejahatan dan penculikan anak. Tetapi waktu ditangkap di Deli Serdang, Jabbar justru dituduh sebagai seorang anggota teroris yang dicari-cari polisi. Jadi, mana yang benar, kejahatan penculikan anak, terorisme, atau perampokan bersenjata ? Atau mungkin tidak ada kesalahan sama sekali ? Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/dari berbagai sumber/arrahmah.com)