TEL AVIV (Arrahmah.com) – Untuk pertama kalinya sejak tahun 2002, ekonomi negara penjajah Israel porak poranda akibat ekonomi global yang berada dalam kondisi tidak stabil, juga efek dari serangan ke Gaza.
Dalam laporan terakhir oleh bank sentral di Israel, mengatakan bahwa Tel Aviv berada dalam keadaan defisit akibat penyerangan ke Gaza, ditambah adanya boikot terhadap produk-produk mereka.
Laporan tersebut mengungkap, defisit terjadi karena ongkos militer yang membengkak akibat invasi selama 23 hari di Jalur Gaza.
Peperangan, menurut bank tersebut akan melebarkan defisit negara dan akan menurunkan jumlah turis dari luar negara, karena mereka merasa tidak aman.
Setelah dimulainya perang, ahli ekonomi telah memperingatkan bahwa ekonomi Israel dalam ancaman yang serius jika invasi Gaza terus diperpanjang.
Setiap harinya, ongkos yang dikeluarkan untuk operasi militer di Gaza sebesar 10 juta USD.
Menurut harian Israel, Haaretz, ahli ekonomi Israel mengakui bahwa biaya serangan-serangan ke Gaza akan terus meroket jika Tel Aviv terus menerus mengeluarkan tentara cadangannya untuk melakukan operasi militer jalur darat.
Menteri pertahanan Israel menolak untuk berkomentar mengenai masalah ini. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)