WASHINGTON (Arrahmah.com) – Perang AS di Irak telah menghabiskan biaya 1,7 trilliun USD dengan tambahan 490 miliar USD untuk membiayai para veteran perang, biaya yang bisa tumbuh hingga melebihi 6 trilliun USD dalam empat dekade berikutnya, ungkap sebuah penelitian yang dirilis pada Kamis (14/3/2013), seperti dilaporkan Al Arabiya.
Perang telah menewaskan sedikitnya 134.000 warga sipil Irak. Ketika ditambahkan tentara, gerilyawan (mujahidin-red), wartawan dan pekerja asing, maka angka meningkat menjadi 176.000 diperkirakan sampai 189.000, menurut penelitian itu.
Laporan yang merupakan hasil karya dari 30 akademisi dan pakar, dipublikasikan sebelum perayaan 10 tahun invasi AS ke Irak pada 19 Maret 2003.
Penelitian ini juga merupakan update dari laporan Watson Institute di tahun 2011 yang mengungkapkan biaya dan jumlah kematian tentara AS dalam perang Afghanistan, Pakistan dan Irak. Penelitian di tahun 2011 mengatakan biaya gabungan dari perang itu setidaknya menghabiskan 3,7 trilliun USD, berdasarkan pengeluaran aktual Departemen Keuangan AS dan komitmen di masa depan seperti klaim medis dan cacat veteran perang AS.
Bunga dari biaya perang Irak bisa mencapai 4 trilliun USD selama periode 4 dekade.
Laporan ini menyimpulkan bahwa Amerika Serikat memperoleh sedikit dari perang sementara rakyat Irak mengalami trauma karena hal itu.
Pemerintah negara penjajah AS di bawah mantan presiden George W. Bush meluncurkan perang di Irak dengan klaim mencari senjata pemusnah massal yang dimiliki rezim Saddam Hussein yang akhirnya tidak pernah ditemukan oleh AS dan pasukannya. (haninmazaya/arrahmah.com)