PARIS (Arrahmah.com) – Prancis, salah satu negara anggota NATO yang paling produktif dalam serangan di Libya, ternyata mengirimkan persenjataan senilai € 90 juta ke Tripoli pada tahun 2010, harian Perancis Le Monde melaporkan pada Senin (31/10/2011).
Menurut laporan departemen Departemen Pertahanan Perancis pemesanan senilai € 35 juta dan pengiriman senilai € 90 juta berada dalam daftar ekspor senjata Perancis ke Libya pada 2010, Nathalie Guibert mengatakan dalam editorial Le Monde.
Dia menambahkan bahwa pada bulan Januari, satu bulan sebelum terjadinya revolusi Libya, Muammar Gaddafi menerima pengiriman terakhir yang terdiri dari 1.000 rudal.
Perancis merupakan eksportir senjata terbesar keempat bagi Libya tahun 2010. Perancis memperoleh pendapatan lebih dari lima miliar euro dari penjualan senjata.
Guibert lebih lanjut mengutip Delegasi Umum Peralatan Perang Laurent Collet-Billon yang mengatakan bahwa dari sudut pandang bisnis, operasi militer di Libya menunjukkan keadaan terbaik untuk pasar penawaran senjata.
Artikel itu mengatakan bahwa helikopter pengangkut PCB (yang dijual ke Rusia), pesawat tempur Rafel (yang ada dalam perjanjian pertama Perancis dengan Uni Emirat Arab), helikopter Tiger (Eropa) atau rudal SCALPS, dilepas untuk pertama kalinya ke Libya Afrika Utara menjadi target yang cukup bisa diandalkan untuk penjualan senjata militer.
Guibert menunjukkan bahwa Libya memiliki pangsa terbesar dari impor senjata dari Perancis dibanding negara-negara yang telah menjadi tempat pemberontakan populer.
Pada tahun 2010, ekspor senjata Perancis mencapai € 9,8 juta ke Bahrain, hampir € 40 juta untuk Mesir, dan satu juta euro untuk Tunisia (termasuk senapan mesin (AA52), katanya.
Analis Prancis mencatat bahwa Paris telah juga memberikan hampir 55 juta dari lisensi ekspor untuk peralatan militer untuk rezim Zine El Abidine Ben Ali di Tunisia selama dua tahun terakhir.
Dia mengatakan bahwa “Kebangkitan Islam” di negara Arab telah menimbulkan tantangan cukup besar bagi ekspor senjata Perancis. Revolusi Libya telah mengakhiri penjualan senjata ke negara itu tapi Perancis kini mengincar pasar yang menguntungkan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. (althaf/arrahmah.com)