PARIS (Arrahmah.com) – Negara penjajah Perancis telah melakukan serangan udara pengecut putaran kedua di Irak pada Kamis (25/9/2014), ujar juru bicara pemerintah Stephane Le Foll. Serangan tersebut sebagai bagian dari kampanye pimpinan AS
yang menargetkan Mujahidin di Suriah dan Irak, lansir AFP.
Tidak dilaporkan daerah yang menjadi target serangan Perancis kali ini, juga korban yang mungkin berjatuhan.
Pengumuman itu datang setelah adanya laporan bahwa sandera Perancis, Herve Gourdel yang ditawan oleh kelompok di Aljazair telah dibunuh. Tanpa mempedulikan nyawa warganya, Perancis mengesampingkan ancaman oleh Jund al-Khilafa dan terus
melancarkan serangan udara di Irak.
Sebelumnya kelompok yang berbasis di Aljazair tersebut telah menyampaikan pesan kepada presiden Perancis untuk menghentikan dukungannya terhadap AS dalam kampanye udara, jika tidak maka mereka akan membunuh seorang warga Perancis
yang berada dalam tawanan mereka. Namun pemerintah Perancis menanggapinya dengan menyatakan bahwa ancaman dari Jund al- Khilafa tidak akan mempengaruhi kebijakan Perancis.
Alih-alih menghentikan operasi, Perdana Menteri David Cameron bahkan mengajak Parlemen Inggris untuk menyetujui bergabung dengan serangan udara dengan dalih memerangi ISIS setelah Baghdad meminta bantuan London pda Rabu (24//9) lalu.
Cameron mengumumkan langkah ini dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.
Parlemen yang sedang reses, akan mulai melakukan pertemuan hari ini (26/9) untuk memvoting apakah akan membiarkan Angkatan Udara Inggris melancarkan serangan atau tidak. (haninmazaya/arrahmah.com)