PARIS (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Perancis pada Jum’at (16/8/2013) mengatakan meningkatnya ketegangan di Mesir beresiko dimainkan oleh tangan “radikalis” (baca : Mujahidin) dan mendesak semua pihak untuk melakukan yang terbaik untuk meredakan ketegangan.
Membantah kritik dari negara-negara Barat, pemerintah interim Mesir yang didukung oleh militer mengatakan bahwa mereka akan mengarahkan senjata kepada siapa saja yang menyerang polisi atau lembaga-lembaga publik.
Ikhwanul Muslimin Mesir menyerukan pawai nasional pada hari ini untuk menunjukkan kemarahan atas tindakan keras tentara junta terhadap para pendukung presiden terguling, Muhammad Mursi yang menewaskan tibuan orang.
“Pembatasan maksimum harus ditunjukkan jika resikonya adalah bahwa kelompok ‘ekstrimis’ mengambil keuntungan atas situasi dan itu akan menjadi sangat serius,” klaim Laurent Fabius seperti dilansir Al Arabiya.
Perancis dan Inggris meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Kamis malam. 15 negara anggota mendesak semua pihak untuk mengakhiri kekerasan dan menahan diri setelah polisi dan tentara junta Mesir menyerang kamp-kamp pendemo pro-Mursi yang menewaskan ribuan orang.
“Harus ada cara untuk mereda ketegangan. Pihak berwenang harus membuat gerakan dan demonstran juga memiliki tugas untuk menunjukkan perdamaian,” klaim Fabius. (haninmazaya/arrahmah.com)