BEIRUT (Arrahmah.com) – Duta Besar Perancis untuk Libanon, Bruno Foucher, mengumumkan bahwa negaranya berpartisipasi dalam penyelidikan yang sedang berlangsung atas ledakan pelabuhan Beirut yang terjadi Selasa lalu.
Foucher berkata, dalam serangkaian tweet, bahwa “Perancis telah berpartisipasi dalam penyelidikan yang sedang berlangsung sejak 4 Agustus.”
Dia menambahkan bahwa negaranya telah menyediakan 46 petugas polisi untuk mendukung penyelidikan yudisial yang dibuka oleh Jaksa Agung “untuk menjamin integritas dan kecepatan penyelidikan”.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi Libanon pada Kamis, di mana dia bertemu dengan para pemimpin politik, memeriksa kerusakan di Beirut dan berjanji untuk membantu Libanon.
Selama beberapa hari terakhir, seruan telah meningkat dari politisi Libanon dan pemimpin partai untuk melakukan penyelidikan internasional independen terhadap ledakan tersebut.
Lebih dari 200 orang tewas, 6.000 terluka dan sekitar 300.000 kehilangan tempat tinggal setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut mengoyak ibukota Selasa lalu. Ledakan itu menghancurkan beberapa bagian kota dan meningkatkan tekanan ekonomi dan politik yang telah melanda Libanon selama berbulan-bulan.
Pihak berwenang mengatakan ledakan itu berasal dari kiriman 2.750 ton amonium nitrat yang sangat eksplosif yang telah ada di pelabuhan sejak 2014.
(fath/arrahmah.com)