PERANCIS (Arrahmah.com) – Kekhawatiran tengah melanda Muslimah Perancis atas rencana pemerintah untuk memperluas larangan pemakaian hijab hingga ke sektor swasta.
Rencana Presiden Perancis, Francois Hollande, untuk memaksakan pembatasan lebih lanjut pada pemakaian hijab di depan umum jelas memicu kekhawatiran yang mendalam di antara umat Islam tentang masa depan mereka di negara Eropa selatan itu, seperti dilansir MuslimsToday pada Kamis (11/4/2013).
“Saya tidak bisa bekerja di lembaga publik, dan sekarang saya juga tidak bisa bekerja di lembaga-lembaga swasta,” kata Souad, mahasiswi pascasarjana Aljazair, kepada situs Al-Arabiya pada Rabu (10/4).
“Bagaimana masa depan saya?”
“Menurut pendapat saya, ini adalah hukum bencana.”
Kekhawatiran telah mencengkeram Muslim Perancis setelah Hollande menegaskan kembali dukungannya atas sebuah langkah lintas-partai untuk memperluas larangan pemakaian hijab ke sektor swasta.
Langkah ini diikuti sebuah keputusan oleh pengadilan tinggi Perancis yang memberhentikan seorang Muslimah dari sebuah sekolah keperawatan swasta karena menolak melepas kerudungnya. Ini merupakan “diskriminasi agama”.
Perancis melarang Muslimah mengenakan hijab di tempat umum pada tahun 2004.
Beberapa negara Eropa mengikuti langkah diskriminasi Perancis itu.
Perancis juga melarang muslimah memakai cadar di depan umum pada tahun 2011.
Sebuah jajak pendapat oleh pusat BVA bulan lalu menemukan bahwa mayoritas warga Perancis mendukung pemberlakuan undang-undang yang lebih keras untuk mengatur pembatasan hijab di Perancis.
Pada bulan Oktober, sebuah jajak pendapat oleh departemen pendapat Ifop menemukan bahwa hampir setengah dari warga Perancis menganggap umat Muslim sebagai “ancaman” terhadap identitas nasional mereka.
Jajak pendapat itu juga menemukan bahwa sebagian besar warga Perancis memandang Islam telah memainkan peran yang “terlalu” berpengaruh dalam masyarakat mereka.
Para pemimpin Muslim telah memperingatkan dampak dari memberlakukan pembatasan lebih lanjut tentang hijab di Perancis.
“Keseimbangan adalah kehidupan beragama kita dalam kebebasan dan martabat dan pada saat yang sama juga menghindari segala sesuatu yang mungkin memprovokasi yang lainnya,” himbau Mohammed Moussaoui, Presiden payung Dewan Perancis Iman Muslim.
Perancis adalah rumah bagi enam jutaan minoritas Muslim terbesar Eropa.
Muslim dan “tradisi” mereka telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir di Perancis.
Mantan presiden Nicolas Sarkozy telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk membatasi kebebasan Muslim dalam upaya untuk memenangkan dukungan dari pemilih sayap-kanan.
Di bawah Sarkozy, pemerintah Perancis telah mengadakan debat nasional mengenai peran Islam dalam masyarakat Perancis.
Pemerintah Perancis juga telah melarang ibadah Muslim dilakukan di depan umum, pemimpin sayap kanan Kelautan, Le Pen, bahkan menyamakannya dengan pendudukan Nazi.
Bukan hanya masalah pembatasan hijab yang tengah membuat khawatir Muslim Perancis, mereka juga telah mengadukan keluhan atas pembatasan pembangunan masjid. (banan/arrahmah.com)