JAKARTA (Arrahmah.com) – Dewan Pengurus Pusat Front Pembela Islam (DPP-FPI) menyatakan dan mengecam keras semua pihak yang ingin mempolitisasi perkara menyusul mencuatnya kasus penyiksaan TKW Sumiati dan pembunuhan TKW Kikim di Arab Saudi untuk membangkitkan sikap rasis dan fasis untuk mendiskreditkan Islam.
Sehubungan kabar penyiksaan TKW Sumiati dan pembunuhan TKW Kikim di Arab Saudi, FPI menyatakan, perkara ini telah mengundang keresahan, kesedihan dan kemarahan segenap bangsa dan rakyat Indonesia.
Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq Syihab menyampaikan bahwa sejatinya ada banyak mata rantai praktek kejahatan yang dialami para TKI mulai dari proses perekrutan hingga pengiriman TKW ke luar negeri. Dia melanjutkan, tindakan keji majikan TKW ini tidak ada sangkut pautnya dengan kebangsaan Arab, apalagi dengan ajaran Islam.
Mata rantai praktek kejahatan tersebut seperti adanya pemalsuan dokumen terkait umur, status perkawinan dan kesehatan, kebohongan informasi tentang jenis pekerjaan, gaji dan penempatan, dan tindakan pemerasan terhadap TKW saat keberangkatan mau pun kepulangan.
Sementara tinggi tren buruknya perlindungan hukum dan pembelaan bagi para TKW di luar negeri oleh pemerintah RI, dinilai Habib, karena banyaknya oknum yang berkolusi dengan pihak majikan yang melakukan kezaliman terhadap TKW, sehingga banyak kasus yang tidak diselesaikan melalui pengadilan setempat sebagaimana mestinya.
Selain itu, karena lemahnya lobby dan tekanan diplomatik Pemerintah RI terhadap negara tempat TKW bekerja, sehingga TKW Indonesia tidak diperlakukan secara patut oleh negara tersebut sebagaimana perlakuan terhadap TKW negara lain yang pemerintahnya secara konsisten melakukan lobby dan tekanan diplomatik terhadap negara tempat TKW mereka bekerja.
“Sebagai contoh, Pemerintah Filipina melakukan lobby dan tekanan diplomatik kepada seluruh negara Timur Tengah terkait perlindungan hukum TKW mereka, sehingga para majikan mereka tidak berani menyepelekan hak-hak TKW yang berasal dari Filipina,” tandas Habib dalam pernyataan sikapnya di laman resmi FPI, Senin (22/11).
Habib menilai banyaknya majikan Arab Saudi yang melakukan kezaliman terhadap TKW Indonesia, adalah dampak lemahnya jaminan perlindungan dan pembelaan hukum Pemerintah Arab Saudi terhadap TKW Indonesia.
Menurutnya, pihaknya selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang dihukumnya majikan Arab Saudi akibat melakukan kezaliman terhadap TKW Indonesia. Tetapi informasi yang banyak didapat bahwa para majikan Arab Saudi yang melakukan kezaliman terhadap TKW Filipina dan tenaga kerja asal Mesir, Turki dan Pakistan, selalu dihukum karena kezalimannya.
FPI sendiri sejak lama sudah menawarkan diri untuk membantu pemerintah menyelesaikan polemik TKW di Timur Tengah. Sejak era Pemerintahan Megawati Soekarno Putri, DPP-FPI telah menawarkan diri kepada Menaker RI Jacob Nuwawea saat kunjungannya ke kantor DPP-FPI di Petamburan, Jakarta pusat, pada bulan Ramadhan 1422 H.
Pada kesempatan itu FPI secara langsung dan resmi mengajukan diri untuk membantu menyelesaikan berbagai polemik yang berkaitan dengan TKW Indonesia di Timur Tengah, diantaranya menyeret para pelaku kezaliman terhadap TKW Indonesia ke pengadilan setempat agar dapat dihukum yang setimpal.
Habib mengatakan, melalui mimbar da’wah para da’i FPI telah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang baik-buruknya menjadi TKW di luar negeri, dan memberi masukan kepada pemerintah secara terbuka tentang berbagai praktik kejahatan dalam proses perekrutan hingga pengiriman TKW ke luar negeri, serta buruknya perlindungan hukum dan pembelaan bagi para TKW di luar negeri oleh pemerintah RI, serta lemahnya penegakan hukum oleh pemerintah Arab Saudi dalam penanganan berbagai kasus TKW.
Melalui pesan singkat kepada Hidayatullah.com, Al Habib Muhammad Rizieq Syihab mengajak khalayk untuk bersama FPI melakukan aksi bersama turun ke jalan memprotes penganiayaan terhadap TKW di Arab Saudi, Sumiati, dan pembunuhan atas Kikim Komalasari.
Aksi dilakukan di Gedung Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di (Menaker) Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 51 Jakarta Pusat. Kemudian dilanjutkan ke kantor Asosiasi Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) di Jalan Raya Mampang Prapatan, Warung Buncit, Jakarta Selatan. Dan terakhir FPI akan berdemo ke kantor Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia. (hidayatullah/arrahmah.com)