Taktik brutal dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan termasuk pembunuhan di luar hukum, memicu kekuatan kelompok Boko Haram, ujar sebuah kelompok hak asasi terkemuka.
“Setiap ketidakadilan yang dilakukan atas nama keamanan hanya menjadi bahan bakar yang lebih, menciptakan lingkaran setan pembunuhan dan perusakan,” ujar Salil Shetty, Sekjen Amnesti Internasional dalam laporannya di situs mereka.
Kelompok yang berbasis di London mengatakan praktek brutal oleh pasukan keamanan Nigeria untuk memadamkan serangan Boko Haram, telah memberikan amunisi kepada pemberontakan.
Amnesti mencatat sejumlah kasus pelanggaran oleh pasukan keamanan Nigeria dengan dalih memerangi Boko Haram.
Dalam laporannya dikatakan sejumlah orang telah dieksekusi tanpa melalui proses pengadilan setelah penangkapan hanya karena dicurigai memiliki hubungan dengan Mujahidin Boko Haram.
Ratusan orang ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan dan banyak dari mereka yang ditangkap atau hilang, kemudian ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
“Ratusan orang yang dituduh memiliki hubungan dengan Boko Haram telah sewenang-wenang ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan, yang lainnya telah dieksekusi,” ujar laporan.
“Pada saat yang sama, pemerintah Nigeria telah gagal untuk mencegah atau menyelidiki serangan.”
Amnesti mengutip kesaksian para saksi yang menceritakan pembunuhan warga sipil yang tidak bersenjata dan terbaring dengan tangan mereka di atas kepala oleh para tentara.
Dalam satu kasus, seorang janda menggambarkan bagaimana tentara menodongkan senjata ke kepala suaminya tiga kali dan menyuruhnya untuk berdoa sebelum akhirnya dia ditembak mati.
Tentara kemudian membakar rumah mereka. Kini ia membiayai kehidupannya juga tujuh anaknya seorang diri.
Boko Haram merupakan sebuah istilah dalam bahasa Hausa yang berarti bahwa pendidikan ala Barat adalah haram.
Kelompok ini memerangi para musuh yang telah menganiaya anggotanya. Mereka berjuang untuk menegakkan syariat Islam di Nigeria, namun dihalang-halangi oleh otoritas.
Amnesti juga mengutip kesaksian seorang pria Nigeria yang kakaknya ditangkap oleh pasukan keamanan dan kemudian menemukan mayatnya di sebuah kantor polisi.
“Terdapat tanda seperti sengatan listrik di tubuhnya, memar di mana-mana,” ujar pria tersebut.
“Sisi kanan kepalanya memar. Wajahnya seperti orang yang terkejut, dan aku tidak bisa melupakannya,” lanjutnya mengingat.
“Saya belum membuat keluhan. Saya takut.”
Amnesti mengatakan praktek-praktek brutal pasukan keamanan Nigeria membuat warga sipil hidup dalam ketakutan.
“Rakyat hidup dalam ketakutan dan ketidakamanan, menghadapi pelanggaran hak asasi manusia di tangan pasukan keamanan yang seharusnya melindungi mereka,” ujar Shetty.
Para pejabat Nigeria menyangkal tuduhan dan menyatakannya sebagai sesuatu yang “bias”
Juru bicara Departemen Pertahanan, Kolonel Mohammed Yerima mengklaim bahwa pasukan keamanan “hanya” membunuh tersangka Boko Haram selama baku tembak, tidak pernah mengeksekusi.
“Kami tidak menyiksa orang,” klaimnya kepada Reuters.
“Kami mewawancarai tersangka, jika ia tidak terlibat maka kami membiarkannya pergi. Jika ia terlibat, kami akan menyerahkannya ke polisi,” lanjutnya membuat klaim untuk menutupi kejahatan pasukan keamanan. (haninmazaya/arrahmah.com)