GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan pendudukan “Israel” membunuh Brigadir Jenderal Fayeq al-Mabhouh, kepala operasi polisi di Gaza selama serangan militer di Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza, pada Senin (18/3/2024), Al-Jazeera melaporkan.
Tentara “Israel” mengklaim telah membunuh kepala Dinas Keamanan Dalam Negeri Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.
Militer “Israel” mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menerima informasi intelijen dari dinas keamanan internalnya, Shin Bet, dan Intelijen Militer, Aman, tentang kehadiran beberapa pejabat Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa.
Pernyataan itu menambahkan bahwa al-Mabhouh terbunuh dalam baku tembak dengan pasukan “Israel”, saat dia bersembunyi di dalam kompleks rumah sakit.
ISRAELI ARMY: The Israeli army claimed that it killed Faiq al-Mabhouh, head of operations for Hamas' internal security in Gaza, during the operation it carried out at the Shifa Medical Complex in the northern Gaza Strip.
📹A Palestinian woman went to bring flour for her kids and… pic.twitter.com/dx1QDHqvg3
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) March 18, 2024
Namun, mengutip sebuah sumber informasi, Al-Jazeera melaporkan bahwa al-Mabhouh adalah kepala operasi polisi di Gaza dan saat ini sedang berkoordinasi dengan suku-suku tersebut dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk membawa dan mengamankan bantuan ke wilayah utara Gaza.
Serangan Militer
Beberapa warga Palestina syahid dan terluka akibat serangan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan “Israel” di Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza utara, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza.
Kementerian mengatakan bahwa tidak mungkin menyelamatkan pasien mana pun dari rumah sakit, karena intensitas tembakan artileri dan kesengajaan yang dilakukan oleh penembak jitu “Israel”.
Selain itu, kebakaran terjadi di gerbang kompleks, yang menyebabkan kasus sesak napas di antara para pengungsi perempuan dan anak-anak di dalamnya.
Ini adalah kedua kalinya pasukan “Israel” menyerbu Kompleks Medis Al-Shifa sejak awal perang pada 7 Oktober.
Mereka menyerbunya untuk pertama kalinya pada 16 November, setelah mengepungnya setidaknya selama sepekan.
Pasukan “Israel” kemudian mundur dari rumah sakit tersebut, setelah menghancurkan halaman, bagian bangunan, peralatan dan perlengkapan medis, selain generator listrik rumah sakit. (zarahamala/arrahmah.id)