(Arrahmah.com) – Telah seminggu berlalu sejak peristiwa serangan Mumbai terjadi. Hingga kini, dalang di balik peristiwa tersebut belum juga terungkap. Kami merangkum berita di bawah ini dari dua sumber berbeda.
Berita ini kami ambil dari The Guardian :
Seorang polisi yang berhadapan dengan penyerang-penyerang Mumbai saat memasuki pusat Yahudi mengatakan penyerang-penyerang tersebut berkulit putih.
“Aku memasuki bangunan pada tengah malam,” ujarnya. “Dan aku kaget, ternyata mereka berkulit putih, aku kira mereka akan terlihat sama denganku. Mereka menembak tiga kali dan aku membalasnya 10 tembakan,” lanjutnya.
Dari BBC :
Penyerang Café
Tidak jauh dari seberang kota, Judith Rosa, seorang guru Jerman dari Vienna, telah selesai melihat video musik yang dinyanyikan dua penyanyi India, dia berjalan melewati pasar di Colaba, pusat kegiatan turis di Selatan Mumbai bersama teman wanitanya, Valentina.
Dia mengatakan, saat sedang membeli pepaya, dia melihat tiga orang di tempat parkir motor, mereka mengeluarkan “senjata besar”.
“Mereka menggunakan jeans putih dan T-Shirt. Mereka mulai menembak, membuat gelisah orang-orang yang berada di sekitar,” jelasnya.
“Aku menjatuhkan kantong belanjaanku dan segera menuju hotel di mana aku menginap. Beberapa menit kemudian seorang teman menelpon dan mengatakan ada tiga peristiwa berdarah di sekitar Mumbai,” lanjutnya.
Pemilik Café Leopold, Jehani Farzed mengatakan sebuah granat dilemparkan ke dalam restoran.
Beberapa jam setelah penembakkan di Leopold Café, sebuah café favorit para turis mancanegara, sebuah tempat yang selalu beraroma alkohol.
Salah seorang penduduk lokal berkata, pembunuhan di mulai dari sini. Tiga orang memasuki café, meminum bir, membayar bill mereka dan keluar. Kemudian mereka mengeluarkan senjata mereka dan memuli penembakan.
Gaffar Abdul Amir, seorang pelancong dari Baghdad mengatakan sedikitnya dua orang mulai menembak dari luar café Leopold.
Saat ia berjalan menuju hotel dengan temannya, dia melihat dua orang membawa kantong dan mengayun-ayunkan AK-47, berjalan di depan mereka dan mulai menembak ke sekitarnya.
“Mereka tidak terlihat seperti orang India, mereka terlihat seperti orang asing (barat-red). Salah satu dari mereka berambut pirang. Yang lainnya memiliki model rambut bergaya “punk”. Mereka berpakaian rapi,” ujar Amir.
Sungguh ini merupakan laporan yang penting. Melaporkan bahwa para penyerang berkulit putih, berambut pirang dan berpakaian rapi. Bukankah ini sesuatu yang penting? Lalu mengapa berita ini diabaikan? (Hanin Mazaya/arrahmah.com)