PARIS (Arrahmah.com) – Munculnya tayangan dokumenter televisi memperlihatkan sejumlah tempat penyembelihan di sekitar Paris yang telah mengubah produksi daging sepenuhnya dengan metode halal telah menimbulkan bencana politik di Prancis dan telah mempengaruhi gaya kampanye pemilihan presiden, lansir Todays Zaman pada Selasa (21/2/2012).
Dokumenter saluran televisi France 2 pekan lalu mengatakan semua pemotongan hewan di wilayah Paris hanya memproduksi daging yang halal, dan menjual produknya tanpe memberikan label untuk menghindari tagihan yang dikenakan oleh pemerintah.
Kandidat sayap kanan, Marine Le Pen – yang berharap untuk memenangkan suara melebihi Presiden Nicolas Sarkozy jelang pemilihan dua putaran pada bulan April dan Mei – telah berpendapat dalam masalah ini.
“Semua pemotongan hewan di wilayah Paris telah tunduk pada aturan minoritas. Kami memiliki alasan untuk membenci hal itu,” kata Le Pen saat kampanyi di Lille pada Sabtu pekan lalu. Ia berjanji untuk mengajukan keluhan hukum atas fenomena mengejutkan ini.
Sementara itu, beberapa juru kampanye hak-hak binatang Eropa mengatakan bahwa aturan halal Islam dan Yahudi untuk penyembelihan kurang manusiawi dibanding praktek standar Eropa, karena kedua agama ini tidak memperbolehkan hewan untuk dibius terlebih dahulu sebelum disembelih.
“Polemik Ini mengharuskan kami untuk menyerukan transparansi lebih,” sebut Frederic Freund, direktur grup Bantuan untuk Hewan di Rumah Pemotongan Hewan (OABA), mengatakan kepada radio RTL.
Daging halal, yang disembelih menurut norma-norma Islam, merupakan pasar yang sedang berkembang pesat di Prancis. Tidak sedikit permintaan daging halal ini datang dari sekolah-sekolah, rumah sakit, serta kantin perusahaan ternama di Prancis. Kontan hal ini telah menyebabkan ketakutan dan kesalahpahaman dari kalangan non-Muslim.
Para pejabat mengatakan sebagian besar daging yang dikonsumsi di dalam dan sekitar Paris disembelih di luar daerah dan sebagian besar masih berasal dari rumah pemotongan hewan yang menggunakan metode non-halal.
Negara Prancis adalah negara yang sangat sekuler dan para politisinya semena-mena menilai sejumlah tradisi Muslim yang mereka nilai sebagai populis dan xenophobia.
Sarkozy dan pendahulunya, Jacques Chirac, keduanya memenangkan dukungan dari pemilih sayap kanan untuk melarang niqab di kehidupan umum dan hijab di sekolah.
“Fenomena daging halal ini adalah salah satu fenomena yang paling signifikan dalam transformasi dan penegasan identitas Islam di Prancis dalam dekade pertama abad ke-21,” tulis Gilles Kepel dalam sebuah studi baru dari kehidupan Muslim di pinggiran utara Paris.
Sementara itu, Jean-Francois Hallepee, yang memimpin satu kelompok yang mewakili peternak sapi setempat, mengatakan baru saja melakukan survei di wilayah Paris dan ditemukan bahwa “100 persen dari pemotongan sapi di Paris dilakukan dengan metode yang halal.” (althaf/arrahmah.com)