LONDON (Arrahmah.com) – Perang Irak dilaporkan membayang-bayangi track record Inggris dalam kasus pelanggaran terhadap hak asasi manusia bersamaan dengan munculnya sejumlah penyelidikan terhadap invasi yang akan diungkapkan pada tahun 2012.
Temuan dari penyelidikan yang diketuai oleh pensiunan senior Sir John Chilcot terhadap peranan Inggris dalam menginvasi Irak pada tahun 2003 akan diungkap pada musim panas dan dua penyelidikan lainnya, dikabarkan, akan dilakukan terhadap teknik ilegal yang digunakan oleh pasukan Inggris di menyiksa dan melakukan tindakan kekerasan terhadap warga sipil Irak .
Penyelidikan Al-Sweady, yang dilakukan oleh sekelompok peneliti pensiunan Inggris, akan memeriksa klaim bahwa pasukan Inggris menewaskan puluhan warga sipil Irak dalam Pertempuran Danny Boy, yang berlangsung pada 14 Mei 2004 di provinsi Maysan, Irak selatan, The Independent melaporkan pada hari Senin (2/1/2012).
Namun demikian, penyelidikan diperkirakan akan mengalami keterlambatan karena kesulitan dalam memperoleh bukti mengingat Departemen Pertahanan Inggris terus menyangkal tuduhan itu dengan mengatakan warga Irak tewas di medan perang.
“Belum ada sinyalemen untuk membuka hasil penyelidikan karena kami telah menemukan ratusan ribu dokumen yang relevan, khususnya semua email dari medan perang (di Irak) kembali yang harus dikembalikan ke Markas Besar Militer (PJHQ) dan semua file itu harus melewati badan tersebut. Saya tidak akan terkejut jika Penyelidikan Al-Sweady ini tidak bisa dimulai sampai musim panas,” kata Phil Shiner, jaksa yang mewakili para korban Irak.
Selanjutnya, Shiner telah meminta pemerintah Inggris untuk membuka dua penyelidikan lebih lanjut mengenai penyalahgunaan kekerasan terhadap warga sipil Irak di tangan tentara Inggris.
Pemerintah Inggris berpendapat bahwa pembentukan Iraq Historic Allegatio Team (IHAT) akan cukup mewakili apa yang ingin diselidiki oleh tim-tim penyelidikan lainnya. (althaf/arrahmah.com)