GAZA (Arrahmah.com) – Keluarga dari empat anak Palestina yang terbunuh ketika “Israel” membom pantai selama perang Gaza musim panas lalu menjadi marah atas penutupan penyelidikan insiden tersebut.
Militer “Israel”, yang meluncurkan penyelidikan setelah 50 hari perang Juli-Agustus berakhir, mengumumkan pada Kamis malam (11/6) bahwa serangan “tragis” yang disaksikan oleh beberapa wartawan asing itu tidak melanggar hukum internasional, dan menyatakan menutup kasus ini.
Ini adalah salah satu insiden yang paling banyak dibahas dan menjadi berita utama di media internasional, termasuk koresponden AFP, yang duduk di luar ruangan yang sangat dekat dengan pantai pada saat serangan itu terjadi.
“”Israel” berperilaku seolah-olah dia adalah negara di atas hukum internasional,” Zakaria Bakar, paman dari anak-anak yang meninggal itu, mengatakan kepada AFP.
“Kami mendesak masyarakat internasional bertindak serius untuk menghentikan sandiwara ini,” katanya, mengacu pada beberapa penyelidikan militer terhadap dugaan pelanggaran selama konflik antara “Israel” dan Hamas.
Pada tanggal 16 Juli, bersepupu Ahed Atef Bakar dan Zakaria Ahed Bakar, keduanya berusia 10 tahun, Muhammad Ramez Bakar (9), dan Ismail Muhammad Bakr, (10), sedang bermain di pantai di Kota Gaza ketika mereka terkena dua serangan udara.
Insiden tersebut merupakan diantara beberapa insiden yang kemungkinan besar akan diajukan oleh Palestina kepada Mahkamah Pidana Internasional sebagai bukti dugaan kejahatan perang “Israel”.
Tapi militer “Israel” mengatakan dalam laporannya bahwa mereka telah memutuskan untuk menutup file penyelidikan, dengan tidak adanya kecurigaan sehubungan dengan komisi tindak pidana oleh tentara IDF (Israel Defense Forces).”
Laporan itu mengatakan babhwa “serangan itu ditujukan kepada angkatan laut Hamas,” dan bahwa mereka “tidak mengidentifikasi, di setiap titik dalam insiden itu, sebagai anak-anak.”
Wartawan Barat yang menyaksikan insiden tersebut dan melihat akibat yang ditimbukan dari serangan itu, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa anak-anak itu telah bermain di daerah pantai, yang secara jelas tidak terpisah dari warga sipil.
“Anak-anak itu benar-benar jelas … dari sosok yang berlarian terlihat jelas bahwa mereka adalah anak-anak,” kata salah seorang wartawan.
“Mereka semua sangat, sangat kecil.”
Militer “Israel” mengatakan bahwa itu berdasarkan penyelidikan atas kesaksian yang diberikan oleh tentara dan petugas, rekaman media dan dokumen lainnya, tapi tidak mampu mengambil keterangan saksi langsung dari warga Gaza karena saksi menolak untuk bertemu.
Salah seorang wartawan Barat mengatakan bahwa ia telah merelakan dirinya untuk menjadi saksi bagi seorang pejabat senior IDF, tapi dia tidak pernah dihubungi.
(ameera/arrahmah.com)