KHYBER PAKHTUNKHWA (Arrahmah.id) – Sebuah penyeberangan perbatasan utama antara Pakistan dan Afghanistan telah dibuka kembali untuk lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan setelah ditutup selama sembilan hari, setelah terjadi baku tembak antara pasukan keamanan kedua negara.
Muhammad Anas, seorang pejabat di distrik Khyber di provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut Pakistan, tempat penyeberangan perbatasan Torkham berada, mengonfirmasi perkembangan tersebut kepada Al Jazeera pada Jumat (15/9/2023).
“Kami membuka gerbang perbatasan setelah pukul 7.30 pagi hari ini [Jumat]. Petugas imigrasi dan bea cukai tiba untuk melanjutkan tugas mereka seperti biasa, dan lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan diizinkan untuk melewatinya,” katanya.
Para pejabat Afghanistan di provinsi Nangarhar di sisi lain perbatasan juga mengonfirmasi pembukaan penyeberangan utama antara kedua negara yang dilalui oleh ratusan orang dan kendaraan setiap hari.
Penyeberangan tersebut ditutup pada 6 September setelah terjadi baku tembak mematikan antara pasukan perbatasan Pakistan dan Afghanistan, yang menewaskan sedikitnya dua tentara Afghanistan dan melukai beberapa lainnya.
Pakistan menuduh Afghanistan “membangun struktur yang melanggar hukum” di dekat penyeberangan tersebut dan mengatakan bahwa penembakan yang tidak beralasan dan membabi buta oleh pasukan Afghanistan menyebabkan penutupan penyeberangan tersebut.
Imarah Islam Afghanistan menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka hanya memperbaiki sebuah pos keamanan yang sudah tua ketika pasukan keamanan Pakistan menembaki mereka.
Imarah Islam menyalahkan Islamabad karena menyebabkan hambatan dan penundaan dalam membuka titik transit.
Qari Nazim Gul dari Asosiasi Agen Bea Cukai Seluruh Pakistan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penutupan tersebut menyebabkan kerugian jutaan rupee bagi para pedagang.
“Kami memiliki ratusan truk yang berbaris di perbatasan. Penutupan gerbang Torkham yang berulang kali ini menyebabkan penderitaan bagi orang-orang seperti kami yang berusaha mencari nafkah atau mereka yang hanya ingin bertemu dengan keluarga mereka. Ini harus diakhiri,” katanya melalui telepon.
Para pejabat perbatasan mengatakan bahwa keamanan telah ditingkatkan di perlintasan perbatasan setelah insiden penembakan tersebut.
Hubungan antara Pakistan dan Afghanistan masih tetap dingin. Pakistan telah berulang kali menuduh para pejabat Afghanistan menyembunyikan para pejuang yang tergabung dalam kelompok bersenjata terlarang Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Pihak berwenang Afghanistan menyangkal tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengizinkan kelompok bersenjata mana pun untuk menggunakan tanah mereka untuk melancarkan serangan terhadap negara-negara tetangga. (haninmazaya/arrahmah.id)