DAMASKUS (Arrahmah.com) – Badan PBB untuk pengungsi Palestina memperingatkan akan wabah tifus di antara pengungsi Palestina di Suriah, dilaporkan sedikitnya enam kasus terjadi di kamp Yarmuk, sebagaimana dilansir oleh Onislam, Rabu (19/8/2015).
“UNRWA telah memiliki akses pertama ke warga sipil di kamp pengungsi Palestina yang terkepung di Yarmuk, Damaskus, sejak 8 Juni,” kata juru bicara UNRWA Chris Gunness dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Agence France Presse (AFP).
Dalam sebuah laporan, URNWA mengatakan bahwa personel kesehatannya memberikan 211 konsultasi di Yalda pada Selasa (18/8).
Memperoleh akses pertama ke kamp Yarmuk yang terkepung dalam dua bulan ini, UNRWA menemukan bahwa tifus telah menyerang pengungsi Palestina. Setidaknya enam kasus tifus dilaporkan terjadi di Yalda, daerah timur kamp pengungsi Yarmuk, Suriah.
Selain Yalda, kasus tifus juga ditemukan di dua daerah Yarmuk lainnya, yaitu di Babila dan Beit Sahem, ungkap UNRWA.
“Prioritas UNRWA adalah memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di dalam kamp Yarmuk itu sendiri,” kata Gunnes.
Diblokade oleh pemerintah sejak 2013, populasi kamp Yarmuk turun dari 160.000 menjadi hanya 18.000 dan kemudian menjadi 14.000 jiwa.
UNRWA mengatakan meski memiliki wewenang untuk memberikan bantuan kesehatan, namun, pasokan air, sanitasi dan kebersihan untuk masyarakat masih sangat terbatas.
Menurut Pusat Kontrol Penyakit dan Pencegahan Amerika Serikat, tifus adalah penyakit yang dapat mengancam jiwa yang disebabkan bakteri Salmonella Typhy yang menyebar lewat makanan dan air minum yang terkontaminasi.
Tifus biasanya diobati dengan antibiotik, namun dapat berakibat fatal jika tidak ditangani tanpa pengobatan.
(ameera/arrahmah.com)