JAKARTA (Arrahmah.com) – Akhir 2009 dunia ponsel diguncang berita mengagetkan. Miliaran ponsel berpotensi bisa diintersep dan disadap setelah hacker komputer berhasil memecahkan kode rahasia yang digunakan untuk melindungi 80% ponsel di dunia.
Kode yang berhasil diretas tersebut diposting di internet oleh ilmuwan Jerman Karsten Nohl. Ilmuwan ini mengatakan dia mengorganisasikan peretasan untuk mendemonstrasikan ukuran kelemahan dari keamanan ponsel.
Ia mengklaim hanya dalam waktu 15 menit seorang penguping bisa mendengarkan panggilan ponsel orang lain berbekal sebuah laptop dan dua perangkat jaringan. Dengan bukti ini timbul ketakutan bahwa setengah populasi dunia sangat rentan terhadap kejahatan termasuk pemalsuan identitas.
Nohl mengatakan, “Kami menyerah dengan harapan operator jaringan ponsel akan meningkatkan keamanan. Tetapi kini kami punya harapan dengan adanya tambahan informasi ini akan semakin banyak permintaan dari konsumen bagi operator untuk meningkatkan keamanan.”
“Kerentanan ini seharusnya sudah diperbaiki 15 tahun lalu. Orang harus mencoba di rumah dan melihat seberapa rentannya panggilan mereka,” ujar Nohl. Kode yang disebut A5/1 yang diciptakan oleh asosiasi GSM, 22 tahun lalu dan telah digunakan oleh lebih dari 3 miliar orang di 212 negara.
Kode tersebut awalnya digunakan untuk mencegah ponsel dan stasiun penerima mengubah frekuensinya. Ponsel 3G tidak terpengaruh kejadian ini, karena menggunakan kode yang berbeda sebagai pelindung.
Nohl dan sebuah tim ahli memerlukan waktu lima bulan memecahkan barisan matematika rumit biasa disebut algoritma yang digunakan sebagai kode enkripsi panggilan ponsel.
Lalu apakah pemilik ponsel harus khawatir penggilannya akan dikuping orang lain? Asosiasi telah menyampaikan risiko berbahaya itu kepada konsumen. Tapi menegaskan dampaknya tidak akan seketika.
Direktur Keamanan Asosiasi GSM James Moran mengatakan,”kami sangat peduli, tetapi kami tidak mempercayai hasil tentang aktivitas menguping tersebut akan menyebar besok, minggu depan ataupun bulan depan.”
GSM adalah standar yang paling luas digunakan di seluruh dunia, dengan sekitar 3,5 miliar dari 4,3 miliar koneksi wireless. Sedangkan CDMA paling banyak digunakan di wilayah Amerika Serikat dan terendah di China.
Beberapa ahli sepakat dengan temuan Nohl dan percaya bahwa sudah seharusnya sistem ditingkatkan ke versi terbaru kode enkripsi algoritma 128-bit A5/1, yang lebih baik dan lengkap keamanannya.
Sebelumnya sudah banyak ahli yang mengumumkan kode sinyal GSM dapat dipecahkan dan akhirnya pembicaraan dapat didengarkan. Tetapi peralatan seperti itu berharga ratusan hingga ribuan dolar AS. Menurut ahli retas kode, Cellcrypt Ian Meakin, hanya agen resmi pemerintah dan kriminal kaya raya yang bisa memiliki akses teknologi seperti itu.
Dia menjelaskan pekerjaan Nohl bisa sebagai kekhawatiran besar. “Hal itu secara tidak sengaja menempatkan perangkat dan teknologi yang digunakan dalam ranah kriminal.”
Asosiasi GSM mengatakan mereka sedang mengembangkan proposal untuk meningkatkan performa dari A5/1 ke standar A5/3 yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan. (inilah/arrahmah.com)