(Arrahmah.com) – Berikut ini adalah penuturan ibunda Mujahid di Palestina, Ummu Nidal, Ibu dari 3 orang Mujahidin yang telah Syahid (InsyaAllah) dalam beberapa operasi Istisyihadiyah. Dream2 TV menyiarkan wawancara dengan Ummu Nidal ini pada tanggal 21 Desember 2005.
***
Ummu Nidal: Aku melindungi anak-anak ku dari menentang Allah atau dari memilih sebuah jalan yang tidak akan Allah sukai. Ini adalah apa yang aku takutkan, ketika itu datang pada anak-anak ku. Namun sebagaimana pengorbanan Jihad demi Allah atau melakukan kewajiban yang dibebankan kepada mereka. Hal ini membuatku senang.
Pewawancara: Kewajiban apa ini ?
Ummu Nidal: Kewajiban suci, Jihad FieSabilillah Itu adalah kewajiban suci. Salah satu kewajiban dalam Islam yang mana tidak dapat ditinggalkan. Kita dapat berdosa jika kita meninggalkannya Aku menyiapkan semua anak laki-laki ku untuk jihad FieSabilillah Apakah dengan melancarkan sebuah serangan, maupun dengan bentuk lainnya dari Jihad. Aku menyiapkan diriku untuk ini. Ia yang memilih sebuah jalan yang sulit (Jihad) harus siap menanggung segala konsekuensinya. Beberapa orang mungkin menganggap hal ini sebagai sebuah tragedi. Namun, Wallahi, itu adalah sebuah karunia. Ketika aku mendengar mengenai kesyahidan Muhammad.
Pewawancara: Ceritakan padaku mengenai operasi yang Muhammad lakukan.
Ummu Nidal: Alhamdulillah, operasinya adalah sebuah operasi yang besar dan sukses. Salah Satu dari operasi yang paling sukses pada intifada yang pertama dan kedua.
Pewawancara: Ratusan penonton, duduk dirumah. Mereka khawatir mengenai apa yang mereka dengar bahwa Muhammad pergi untuk meledakkan dirinya diantara warga sipil – perempuan dan anak-anak. Aku yakin bahwa mereka menunggu untuk mempelajari apa yang Muhammad telah lakukan. Apakah ia di atur untuk membunuh anak-anak, perempuan dan warga sipil – atau apa? Dalam sebuah kasus yang serupa, ia mungkin kehilangan simpati mereka.
Ummu Nidal: Maju terus. Muhammad melakukan operasinya di sebuah akademi militer. Mereka semua adalah tentara. Namun pada persoalan perempuan dan anak-anak, tidak seorangpun akan menyalahkan kami. Disana adalah keterpaksaan perang Kami tidak pernah menargetkan perempuan ataupun anak-anak. Namun jika mereka datang dalam sebuah jalan operasi Hal itu dianggap sebuah keterpaksaan dalam perang Ia memotong pagar dengan sepasang pemotong dan masuk dengan senjatanya Kematian menunggunya dimanapun.
Pewawancara: Sehingga ia tidak meledakkan dirinya?
Ummu Nidal: Bukan, ini bukanlah sebuah operasi pemboman. Ia membawa sebuah telepon – sebuah Kalashnikov – dan granat. Ia pergi kedalam. Disana ada beberapa ruangan Ia pergi dari satu ruangan ke ruangan lain dan menembaki mereka.
Ia melanjutkan hal tersebut selama 22 menit, yang mana selama itu ia dalam kontrol total. Hingga ia kehabisan amunisi.
Jika ia memiliki amunisi lebih, tentunya ia akan tetap bertarung. Alhamdulillah, disana terdapat banyak korban sekitar 10 tentara (yang terbunuh). Namun radio israel selalu menyembunyikan kerugian mereka. Operasinya sangat sukses, Alhamdulillah. 10 tentara terbunuh, dan 23 terluka.
Pewawancara: Kerugian musuh penjajah adalah lebih penting bagi anda Dibandingkan dengan kerugian anda – dan aku tidak berpikir hal ini negatif. Namun fokus anda pada hasil operasi, bukan pada hidup anak anda.
Ummu Nidal: Tentu saja saya berharap ia menjadi syuhada. Jika ia kembali…Benar , disana tidak ada yang kembali dari operasi ini. Kesyahidan tidak dapat dihindari dalam operasi ini. Ia memasuki pemukiman (Target operasi) dan disana tidak ada jalan baginya untuk dapat keluar. Kesyahidannya tak terelakkan. Aku menunggu dengan tak sabar untuk mendengar hasil operasi. Aku bahkan tidak berharap bahwa ia akan dapat membunuh lebih dari dua tentara. Ketika seorang pencari kesyahidan memasuki sebuah Target operasi, itu adalah kemenangan untuk dirinya sendiri. Hal tersebut adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan. Target operasi tersebut merupakan benteng yang tebal (Bangunan dengan penjagaan ketat -red). Itu adalah hal yang sulit bagi seorang pencari syahid untuk dapat memasukinya. Ketika aku mendengar hasil dari operasi. Benar…Benar, aku sedih mengenai anakku Ini adalah sesuatu yang tidak dapat di abaikan.
Pewawancara: Apakah anda menangis ?
Ummu Nidal: Saat pertama kali, aku tidak menangis. Aku mengatakan “Allahu Akbar,” dan bersujud syukur.
Sebenarnya adalah aku malu untuk mengatakan : “Allah, tolong aku dalam tragediku ini.” Karena aku menyadari bahwa ini adalah sebuah karunia, bukan sebuah tragedi. Aku menyiapkan berbox-box halva dan coklat-coklat. Dan memberikan semuanya kepada teman-temannya.
Pewawancara: Permisi, Ummu Nidal, namun di barat, pemandangan ini….Itu bukan hanya mereka tidak mengerti ini. Mereka tidak mengerti bagaimana seorang ibu palestina dapat gembira di pemakaman putranya. Dan dapat berkata “Allahu Akbar ” ketika ia mendengar bahwa anaknya syahid. Mereka tidak hanya menganggap hal ini ganjil, namun mereka juga mengecam hal itu. Mereka mengatakan perempuan palestina sungguh-sungguh tidak memiliki perasaan kemanusiaan.
Dalam kata lain, tidak ada ibu di dunia ini, Tidak peduli bagaimanapun maksud mulianya ataupun bagaimana sukses hasilnya, Akan bereaksi dalam jalan semacam itu. Banyak yang telah menulis mengenai anda dan semua ibu-ibu palestina.
Mereka tidak dapat mengerti emosi semacam itu.
Ummu Nidal: Mereka dengan sepenuhnya telah lepas dari Islam dan konsep-konsepnya. Namun kami, Alhamdulillah adalah Muslim yang beriman. Dalam hal itu semua, disana adalah perbedaan yang besar diantara kami dan mereka.
Mereka tidak mengerti apa itu Islam, namun manusia semua adalah sama, Tuhan kita menciptakan satu macam manusia.
Tentu saja, dan sebagai manusia. Aku merasakan emosi yang sangat dalam. Percayalah padaku, ketika itu datang pada anak-anakku. Aku adalah seorang ibu yang sangat merasa kasihan. Namun ini adalah sebuah kewajiban suci (JIHAD).
Yang mana tidak ada emosi apapun yang dapat menggantikan.
Pewawancara: Apakah benar bahwa selama penarikan …
Ummu Nidal: Kita tidak dapat menghentikan pengorbanan hanya karena kita merasa kesakitan. Apakah arti pengorbanan? Sebuah pengorbanan adalah apa yang berharga. Bukan apa yang bernilai kecil. Anak-anakku adalah hal yang paling berharga dalam hidupku. Itulah mengapa aku mengorbankan mereka untuk sebuah perkara yang lebih besar. Untuk Allah, Yang lebih berharga dari mereka. Anak-anakku tidak lebih berharga dari Tuhan mereka. Ia tidak lebih berharga dari tempat suci Islam. Dan ia tidak lebih berharga dari tanah air nya atau dari Islam.
Tidak sama sekali.
Pewawancara: Beberapa orang mengatakan. Mengapa anda menyiapkan anak anda untuk mati. Ketika anda dapat mempersiapkan mereka untuk hidup ? Aku tidak mengartikan kehidupan dalam arti kesenangan. Namun barangkali mereka dapat melakukan lebih di kehidupan mereka dibandingkan dalam kematian mereka. Ketika semua orang melihat pemuda itu semua Mereka mengatakan (bahwa) mungkin mereka sudah dapat (menjadi) komandan besar militer. Mereka dapat menjadi pemikir hebat. Itu dapat menyebabkan banyak hasil. Dibandingkan alasan dengan melemparkan hidup mereka pada kekalahan total.
Ummu Nidal: Namun ia tidak melemparkan dirinya pada kematian atau pada kekalahan total. Ini bukanlah kematian
Hal itu tidak disebut kematian. Hal Itu disebut kesyahidan.
Pewawancara: Baru-baru ini, banyak operasi yang telah dilancarkan. Dalam restoran dan pusat-pusat perbelanjaan.
Dunia memandang mereka sangat berbeda Dari pada operasi memerangi militer. Ketika seorang pembom mengambil tempat dalam salah satu dari tempat-tempat itu. perkara Palestina adalah kehancuran di seluruh dunia di dalam Palestina sendiri – di Gaza dan di Tepi Barat – orang terbagi atas operasi itu semua.
Ummu Nidal: Semua orang Palestina memberikan pemandangan yang sama Mereka tidak bercabang. Hanya satu yang tidak setuju dan berpikir sebaliknya. Tentu saja, orang asing. Yang tidak simpati pada kami atau pada perkara kami. Dan yang tidak mengetahui apa-apa mengenai kami. Mereka adalah seorang yang berpikir bahwa manusia ini telah datang untuk membunuh orang yang tak berdosa Ini adalah apa yang mereka pikirkan. Namun kami, sebagai Muslim, berpikir berbeda Kami akrab dengan ayat Al-Qur’an “Barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu.” {Surat Al-Baqarah ayat 194}, Itu semua adalah keterpaksaan perang. Jika tidak, bagaimana kami dapat menang ? itu adalah benar kita dapat melancarkan operasi-operasi memerangi militer dan tentara-tentaranya. Namun (membunuh penduduk sipil yahudi) adalah sebuah keterpaksaan perang Mereka semua memulainya (telebih dahulu) dengan menjajah. Siapa saja (orang asing) yang datang dari luar dan tinggal di tanah Palestina dianggap sebagai seorang penjajah, bahkan jika mereka adalah wanita atau orang tua. Mereka semua adalah penjajah. Disamping itu, jangan lupa bahwa mereka semua melayani ketentaraan. Mereka semua dianggap sebagai tentara (Ansor thoghut). Mereka semua adalah tentara cadangan. Di sisi lain, orang-orang itu semua… Anda tau tanah ini milik orang lain. Sehingga bagaimana anda dapat datang dan tinggal diatasnya? Untuk itu, semua orang israel adalah dianggap sebagai penjajah di tanah kami. Disana tidak ada perbedaan diantara laki-laki dan perempuan….
Pewawancara: Namun Ummu Nidal, disana ada perbedaan, Mereka semua adalah penjajah dan kita harus memerangi mereka dengan artian yang sah “Legitimasi” adalah kata yang saya cari, Semuanya berarti legitimasi selama penjajahan berlangsung. Tidak dapatkah anda membedakan diantara operasi memerangi penduduk sipil dengan memerangi tentara.
Bahkan dari sebuah titik pandang kejiwaan ?
Ummu Nidal: Disana tidak ada perbedaan, ini adalah hukum Islam. Aku tidak menemukan apapun. Aku mengikuti hukum Islam dalam hal ini. Seorang Muslim sangat hati-hati. Tidak membunuh seorang yang tak bersalah. Karena ia tau ia dapat dijatuhkan pada neraka yang abadi. (mendapatkan hukuman neraka atas pembunuhan terhadap orang yang diharamkan darahnya -red). Sehingga persoalannya tidaklah sesederhana itu. Kami menyandarkan diri pada hukum Islam
Ketika kami mengatakan disana tidak ada larangan untuk membunuh semua orang itu (penjajah israel dan ansar-ansarnya re-d).
Pewawancara: Apakah arti kata “Damai” bagi anda?
Ummu Nidal: Kata “damai” tidak lah berarti semacam kedamaian yang kami alami. Kedamaian (versi kuffar,ed ) adalah, dalam faktanya, penyerahan (tanah kaum muslimin) dan sebuah aib memalukan. Kedamaian (seharusnya) berarti pembebasan atas semua palestin. Dari sungai (Jordan) sampai laut (Mediterranian) Ketika ini adalah tercapai. jika mereka ingin perdamaian, kami akan siap. Mereka dapat hidup dibawah bendera negara Islam. Itu adalah masa depan Palestina yang kami sedang bekerja keras kearahnya.
Pewawancara: Beberapa orang mengatakan alasan semacam ini adalah gangguan untuk perdamaian. Karena israel tidak akan setuju untuk membuang…
Ummu Nidal: Biarkan mereka menolak. Kami tidak mengharapkan mereka untuk menerima ini. Orang-orang itu semua adalah penjajah, dan kami ingin membuang mereka dari tanah kami.
Pewawancara: Ummu Nidal, yang duduk disini di hadapan saya. Di golongkan sebagai seorang teroris oleh seluruh dunia.
Ummu Nidal:Bukan hanya seorang terroris, namun juga seorang penghasil terroris. Mereka dapat menggolongkan sebanyak yang mereka suka. Aku bangga dan merasa terhormat untuk menjadi seorang ‘terroris’ karena Allah.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu” {Surat Al-Anfal ayat 60}. Saya senang untuk melaksanakan ayat Al-Qur’an ini pada diri saya. Dan untuk menjadi ‘Terroris’ demi Allah.
Pewawancara: Anda memiliki 10 anak lelaki ?
Ummu Nidal: Ya, Alhamdulillah.
Pewawancara: Jika yang lain terbunuh…
Ummu Nidal: Disana banyak pemuda…
Pewawancara: Akankah hati anda dipenuhi dengan kepedihan yang tak tertahan ?
Ummu Nidal: Tidak , tidak. Alhamdulillah. Aku mempersiapkan diriku sendiri. Aku akan mempersiapkan mereka semua. Jika kewajiban ku membutuhkan ku untuk mengorbankan mereka semua, aku tidak akan menolak. Bahkan jika itu (mengharuskanku mengorbankan -red) seratus anak laki-laki.
Alih Bahasa: AnonymityOneMujaheda
(siraaj/arrahmah.com)