GAZA (Arrahmah.com) – Penutupan perbatasan Rafah oleh Mesir mungkin akan mengancam masalah kesehatan serius rakyat Gaza, otoritas kesehatan Gaza memeperingatkan, pada hari Rabu (8/8/2012).
“Keputusan untuk menutup perbatasan Rafah untuk urusan kemanusiaan dan para pasien akan menambah penderitaan mereka dan membahayakan kesehatan mereka, dan dapat menimbulkan bencana kesehatan yang serius,” kata juru bicara departemen kesehatan Ashraf al-Qudra, dikutip Al-Akhbar.
Qudra menekankan bahwa banyak pasien di Gaza yang sedang menunggu izin untuk masuk ke Mesir untuk perawatan medis.
“Mereka menunggu keputusan dari kepemimpinan Mesir dan Presiden Muhammad Mursi yang akan mengakhiri penderitaan mereka,” katanya.
“Bagi rakyat Palestina, ini adalah jalan satu-satunya untuk pergi ke dunia luar dan memberikan harapan bagi ratusan pasien yang memiliki masalah kesehatan serius,” kata Qudra, ia mencatat bahwa banyak obat-obatan yang tidak tersedia di wilayah yang dikontrol Hamas ini.
Sebelumnya, Mursi memutuskan untuk mempermudah rakyat Palestina menyeberangi perbatasan Rafah, bahkan tanpa visa.
Bulan lalu, dalam sebuah pertemuan dengan otoritas Gaza Ismail Haniyah, Mursi telah sepakat untuk memperpanjang jam pembukaan perbatasan Rafah.
Seorang sumber yang mengikuti pertemuan itu mengatakan bahwa jam pembukaan Rafah akan diperpanjang dari jam 17:00 sore hingga 19:00 malam.
Mereka juga dilaporkan telah sepakat untuk meningkatkan jumlah pengiriman bahan bakar Qatar yang masuk ke Gaza dari Mesir melalui wilayah kekuasaan Israel untuk pembangkit listrik yang selama ini terus mengalami pemadaman.
Namun, setelah serangan pada Ahad (5/8) terhadap pos pemeriksaan Sinai yang menewaskan 16 polisi perbatasan Mesir oleh sekelompok pria bersenjata yang belum diketahui identitasnya, Mesir segera memutuskan untuk menutup kembali perbatasan Rafah tanpa batas waktu yang ditentukan dan memperketat keamanan wilayah perbatasan karena khawatir akan ada ancaman serangan berikutnya. (siraaj/arrahmah.com)