WASHINGTON (Arrahmah.com) – Alih-alih memfokuskan diri pada penutupan Guantanamo, militer AS malah bersiap-siap untuk membawa tahanan termuda penjara terkenal tersebut ke pengadilan kejahatan perang.
Militer berupaya memastikan bahwa Omar Khard, warga Kanada yang ditahan karena tuduhan membunuh seorang tentara Amerika di Afghanistan, akan menghadapi persidangan di Guantanamo.
“Para jaksa penuntut dalam kasus Khadr telah memberitahu kami bahwa sidang akan dilakukan pada bulan Juli 2010, di Guantanamo,” kata Mayor Angkatan Jon Jackson, salah satu pengacara tahanan Pentagon yang ditunjuk.
Hanya dua setelah presiden AS Barack Obama memerintahkan penutupan penjara pada 22 Januari 2010. Namun, presiden AS di kemudian hari mengakui bahwa dia tidak akan bisa menepati janji itu dengan dalih tidak memperoleh bantuan dan dukungan dari negara-negara lain dan bahkan partai politik sendiri.
Kubu Republik dan Demokrat menentang beberapa tersangka teroris dipindahkan ke tanah Amerika untuk alasan keamanan.
Sekitar 50 tahanan telah dialihkan ke negara lain tetapi pemerintah AS masih berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan Yaman, sebuah negara yang menurut Washington harus bertanggung jawab karena hampir setengah dari sisa 198 orang tahanan Gitmo adalah warganegaranya.
“Tentu saja hal merupakan masalah, selain akan ada keterlambatan dalam menutup Guantanamo, tapi juga harus ada persiapan untuk persidangan yang akan berlangsung di Guantanamo, tempat yang selama ini melambangkan ketidaklegalan dan pelanggaran hak asasi manusia selama tujuh tahun terakhir,” kata Jamil Dakwar, seorang pengacara dari American Civil Liberties Union.
Khadr ditangkap pada usia 15 tahun dan dituduh melemparkan granat yang membunuh seorang sersan AS.
Beberapa tahanan diperkirakan akan diadili di pengadilan federal AS namun sejauh ini hanya satu narapidana yang telah dipindha ke New York untuk diadili.
Pada bulan November Jaksa Agung AS, Eric Holder, mengesampingkan kemungkinan Khadr diadili di New York, dengan mengatakan bahwa Khadr akan menghadapi pengadilan militer.
Beberapa tahanan Guantanamo lainnya diperkirakan akan terus ditahan tanpa batas waktu karena mereka dianggap terlalu berbahaya. (althaf/prtv/arrahmah.com)