(Arrahmah.com) – Seorang penulis zionis Yahudi menyatakan negara penjajah Israel saat ini tengah membayar harga atas kesalahan politiknya terhadap Mesir dan Turki. Menurutnya, Isreal keliru membangun hubungan dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah dengan bahasa kepentingan perdagangan dan strategis.
Zvi Bar’el, kolumnis dan pengamat masalah-masalah Timur Tengah pada Koran Haaretz menulis pada Rabu (25/2/2012) bahwa kebijakan politik Israel yang menganggap kelanggengan hubungan dengan negara-negara tetangga di kawasan Timur Tengah tergantung kepada kepentingan perdagangan dan strategis, telah menjadi sebab penghentian ekspor gas Mesir dan situasi sulit yang kini dialami Israel.
Bar’el menulis bahwa pengiriman gas Mesir ke Israel telah dianggap sebagai perdamaian Mesir dengan penjajah zionis, bukti kebobrokan rezim presiden terguling Husni Laa Mubarak, dan simbol ketidak pedulian pemerintah Mesir terhadap nasib rakyatnya sendiri yang membayar gas dengan harga lebih mahal ketimbang harga resmi di Israel.
Bar’el mengingatkan bahwa sebelumnya negara zionis itu mengambil kesalahan kebijakan politik serupa dengan Turki. Selama ini Israel menganggap kelanggengan ‘kerjasama’ dengan Turki bergantung kepada penjualan senjata ke Turki. Anggapan itu belakangan direvisi ketika kapal relawan kemanusiaan internasional berangkat dari Turki untuk menolong penduduk muslim Gaza. Militer Israel menawan kapal dan seluruh penumpangnya. Beberapa relawan internasional bahkan ditembak mati oleh Israel.
Bar’el mengingatkan para pemimpin negara penjajah zionis itu untuk mengambil kebijakan politiknya sendiri dan tidak menggantungkan harapan pada hubungan perdagangan dengan Turki dan Mesir. Menurutnya, meski pemerintahan kedua negara tersebut bobrok dan menjalin hubungan baik dengan Israel, namun mayoritas penduduk kedua negara membenci Israel dan menganggapnya sebagai penjajah atas bumi Islam Palestina.
(muhib almajdi/arrahmah.com)