WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pentagon telah mengusulkan dana sebesar $ 1,2 miliar (£ 778m) sebagai paket bantuan militer ke Yaman untuk berperang melawan al-Qaeda. Hal ini memicu protes dari sejumlah kalangan pemerintah AS bahwa akan ada tambahan pengeluaran yang akan digunakan dalam perang sipil di negara itu.
Departemen Luar Negeri AS dilaporkan telah menyuarakan keprihatinannya bahwa dengan Presiden Ali Abdullah Saleh menghadapi pemberontakan di utara dan selatan Yaman, sehingga AS merasa perlu untuk memberikan tambahan tambahan persenjataan, kapal patroli pantai, dan pesawat tempur.
Ancaman teror dari Yaman dinilai telah meningkat dalam 18 bulan terakhir, dengan AS memperkirakan bahwa ada sekitar 300 anggota al-Qaeda yang beroperasi di sana.
Daniel Benjamin, koordinator kontraterorisme Departemen Luar Negeri AS, mengatakan pihaknya tidak pernah memprediksi akan terjadi kondisi seperti saat ini di Yaman. Ia menekankan perlunya AS melakukan pendekatan yang menggabungkan bantuan militer dan sipil.
Militer AS telah melakukan pelatihan gabungan bersama angkatan keamanan Yaman, yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan dalam operasi penerbangan militer, operasi intelijen, dan operasi taktis Yaman. Selain itu, sejumlah predator tanpa pilot AS telah beberapa kali beraksi di negeri tersebut.
Pengalihan bantuan militer seperti ini hampir mirip dengan yang terjadi di Pakistan yang saat itu ada bawah pimpinan Jenderal Pervez Musharraf. Musharraf dinilai menggunakan bantuan AS untuk memperkuat pasukan di perbatasan negaranya dengan India, bukan dalam memerangi Taliban dan al-Qaeda di wilayah Pakistan. (althaf/arrahmah.com)